REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Andy M Sommeng mengatakan saat ini pasokan listrik yang bisa disupplai dari pembangkit yang ada di Palu sebesar 96,3 megawatt (MW). Sebelumnya, pasokan pembangkit yang ada di Palu sebesar 155 MW.
Berkurangnya pasokan listrik ini karena lima dari tujuh pembangkit di wilayah itu tidak beroperasi. Hanya dua pembangkit yang mampu menyediakan pasokan listrik untuk masyarakat Palu.
"Sebelum gempa itu, neraca dayanya 155 MW, beban puncak sebesar 138 MW dengan cadangan 16,39 MW. Saat ini yang aktif itu 96,3 MW," ujar Andy saat ditemui di Kementerian ESDM, Senin (1/10).
Jumlah listrik yang mampu dipasok tersebut berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Silae sebesar 1,3 MW dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Poso sebesar 95 MW. "Untuk pasokan sementara ditopang dari dua pembangkit. Selebihnya, untuk kebutuhan daerah daerah terpencil dipasok dari genset," ujar Andy.
Andy mengatakan pemerintah menargetkan untuk persoalan listrik bisa diselesaikan dalam waktu tiga hari ke depan. PLN pun sudah mengirim tambahan pegawai untuk bisa melakukan recovery pembangkit dan mengoperasikan genset tambahan di Palu dan Donggala.
"Hal ini juga mengacu pada perbaikan bandara, juga pelabuhan yang baru beroperasi. Kalau sudah bisa beroperasi, maka bantuan dan recovery harapannya bisa lebih cepat," ujar Andy.
Baca juga, ACT: Korban Meninggal Dunia Gempa-Tsunami Capai 1.203 Orang