Ahad 30 Sep 2018 13:59 WIB

Jasa Raharja Bentuk Tim Penanganan Bencana Palu

Jasa Raharja juga memperhatikan nasib karyawan dan keluarganya di wilayah bencana.

Suasana jembatan kuning pada Sabtu (29/9). Jembatan ini ambruk akibat gempa 7,4 SR dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (28/9).
Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Suasana jembatan kuning pada Sabtu (29/9). Jembatan ini ambruk akibat gempa 7,4 SR dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (28/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jasa Raharja turut prihatin terhadap bencana gempa yang disusul tsunami di Kota Palu, Donggala, dan sekitarnya di Sulawesi Tengah. Sebagai wujud nyata BUMN Hadir untuk Negeri, perusahaan pelat merah itu membentuk tim penanganan dan pemulihan di wilayah terdampak bencana.

Tim Jasa Raharja itu lalu mengirimkan bantuan obat dan makanan pada Sabtu (29/9). Direktur Utama Jasa Raharja, Budi Rahardjo S, menginstuksikan secara proaktif tanggap darurat dengan mengirimkan bantuan. Bantuan berupa empat ton beras, 400 boks mi instan, dan 200 boks air mineral.

Jasa Raharja mengirimkan bantuan itu melalui Kantor Cabang Jasa Raharja Sulawesi Selatan. "Pada Ahad (30/9) pagi, bantuan telah tiba dan langsung disalurkan pada daerah yang berdampak bencana di Palu dan Donggala," ujar Budi.

Bantuan tanggap daruat dari Jasa Raharja tak berhenti di situ. Pada tahap kedua, bantuan berupa tenaga dan bantuan obat obatan, makanan siap guna dan kebutuhan dasar seperti pembalut wanita, selimut, pampers, alat penerangan diberangkatkan hari ini.

Tanggap darurat yang diterapkan Jasa Raharja mencakup tiga fase kegiatan. Pertama, fase tanggap darurat. Kedua, fase pemulihan. Terakhir, fase pemulihan atau rehabilitasi.

Selanjutnya, ujar Budi, pada fase pemulihan dan rekonstruksi, tim akan melakukan inventarisasi dan penilaian terhadap sarana dan prasarana yang perlu direvitalisasi. Tim berkoordinasi dengan koordinator BUMN Peduli dan instansi terkait untuk menentukan bentuk sinergi program atau bantuan yang diperlukan.

Selain menyalurkan bantuan, Jasa Raharja juga memperhatikan nasib karyawan dan keluarganya di wilayah bencana. Untuk memulihkan operasional perusahaan di sana, Jasa Raharja mengaktifkan Sistem Business Continuity Management (BCM).

BCM diharapkan dapat bekerja dengan fokus mencari solusi atas permasalahan yang timbul dan mengambil langkah konkrit yang efektif untuk mengurangi dampak dari bencana. Dengan begitu, pelayanan publik dapat diselenggarakan secara sementara pada 1 Oktober 2018 besok.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement