REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi optimistis Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan kembali tembus 6.000 di akhir tahun. Sebelumnya pada Jumat lalu, (21/9), indeks saham ditutup menguat 0,45 persen atau 26,48 poin di 5.957,74.
"Kalau melihat indikasinya, memang sepanjang faktor luar itu nggak bergejolak luar biasa. Maka kita tekanannya sudah nggak terlalu besae lagi," kata Inarno saat ditemui usaha lari bersama dalam rangka peringati ulang tahun Pasar Modal Indonesia ke-41, Ahad, (23/9).
Meski belum bisa menyebutkan angka pasti IHSG di akhir tahun, namun ia mengatakan sudah lebih stabil dibandingkan sebelumnya. Kondisi eksternal, kata dia memang sulit diprediksi. Hal itu karena perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Cina belum mereda.
"Kalau nggak ada (peristiwa) itu. Kita optimis," kata dia.
OJK Sebut Kenaikan Bunga Kredit Hal yang Biasa
Ia menambahkan, saat ini perusahaan yang melakukan pencatatan saham perdana (Initial Public Offering/IPO) pun semakin banyak. "Sekarang sudah 599 perusahaan. Saya rasa akhir tahun sampai 600," kata Inarno.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan, pasar modal Indonesia masih menunjukkan keyakinannya untuk maju menghadapi tantangan. Meski, perkembangan ekonomi global terus bergerak dinamis.
"Walau berbagai indikator pasar kita masih di bawah posisi di awal 2018. Hanya saja, saya melihat perkembangannya sudah menunjukkan tren stabil," ujar Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Hoesen.
Dirinya pun optimistis pasar modal Tanah Air bakal bergerak positif hingga akhir 2018. Berbagai upaya pengembangan pasar yang bersifat strategis juga nantinya terus OJK lakukan.
"Dukungan kita kepada pemerintah dalam mendorong pertumbuhan sektor prioritas akan selalu menjadi fokus utama kita," kata Hoesen. Ia menambahkan, otoritas tidak lupa pula mendorong tingkat inklusi keuangan di pasar modal.