REPUBLIKA.CO.ID, BONTANG -- Pupuk Kaltim, yang merupakan bagian dari BUMN Pupuk Indonesia, akan membangun pabrik metanol di Bontang, Kalimantan Timur. Pabrik metanol ini ditargetkan beroperasi secara komersial pada tahun 2023.
"Mudah-mudahan akhir 2023 (pabrik metanol) bisa komersial, paling lambat tahun 2024," kata Direktur Pupuk Kaltim, Bakir Pasaman, di Bontang, Selasa (18/9).
Menurut dia, hal tersebut juga sesuai dengan arahan Menteri BUMN Rini Soemarno yang menginginkan Pupuk Kaltim ke depannya dapat dikembangkan tidak lagi hanya memproduksi pupuk tetapi juga sebagai pusat industri petrokimia penghasil metanol.
Bakir memaparkan, dengan pengembangan industri metanol maka hasil produk turunannya bisa jauh lebih banyak dibanding amonia. Ia juga mengingatkan bahwa pengembangan industri metanol di Indonesia sudah tertinggal dibandingkan dengan negara lainnya di dunia.
Bakir mengungkapkan, pihaknya ingin membangun pabrik penghasiL metanol dengan berbasis gas bumi. Saat ini pihaknya berkoordinasi secara intensif dengan SKK Migas untuk mendapatkan alokasi dan harga gas yang kompetitif.
Selain itu, ujar dia, pihaknya juga sedang melakukan penjajakan dengan sejumlah mitra strategis dari beberapa negara seperti Jepang dan Korea. Bakir juga mengungkapkan, pihaknya sedang mempersiapkan lahan dengan luas sekitar 60 hektare, yang rencananya akan disiapkan pada tahun depan.
Rencananya, ujar dia, bila penjajakan dengan mitra strategis telah menghasilkan kerja sama dalam bentuk joint venture, dan lahan siap, maka akan ditenderkan dokumen Engineering Procurement Construction (EPC). Setelah ada kontraktor, lanjutnya, maka akan dilanjutkan dengan pembangunan pabrik dalam jangka waktu sekitar 36 bulan yang dijadwalkan bakal selesai pada 2023.