Senin 24 Feb 2025 08:01 WIB

UMKM Binaan PKT Mulai Ekspor Abon ke Filipina

Pupuk Kaltim berkomitmen mendukung pertumbuhan UMKM melalui pelatihan.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Gita Amanda
UMKM binaan PKT berhasil melakukan ekspor abon ke Filipina. (ilustrasi)
Foto: Antara/Galih Pradipta
UMKM binaan PKT berhasil melakukan ekspor abon ke Filipina. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- UMKM Abon Jaya Mandiri binaan PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) atau PKT berhasil membuka pasar ekspor melalui pengiriman perdana 400 bungkus produk abon tuna ke Filipina. Direktur Utama Pupuk Kaltim Budi Wahju Soesilo menyampaikan kebanggaan dan apresiasi atas ekspor perdana Abon Jaya Mandiri, sebagai salah satu mitra binaan perusahaan yang mampu membuka peluang di pasar global. 

"Ekspor Abon Jaya Mandiri kami harap menjadi inspirasi bagi UMKM binaan Pupuk Kaltim lainnya agar semakin banyak produk lokal yang mampu menembus pasar ekspor," ucap Soesilo dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (24/2/2025).

 

Soesilo menyampaikan Pupuk Kaltim berkomitmen mendukung pertumbuhan UMKM melalui berbagai program pelatihan, pendampingan serta fasilitasi dalam perluasan pasar. Langkah ini sejalan dengan visi perusahaan dalam mendukung pemberdayaan ekonomi masyarakat, serta menciptakan ekosistem usaha yang berkelanjutan.

 

"Ini menjadi momentum bagi Pupuk Kaltim untuk terus mendukung pengembangan UMKM lokal yang lebih berdaya saing, dengan memaksimalkan pendampingan hingga penjajakan peluang untuk memperluas pemasaran produk binaan," ucap Soesilo. 

 

Plt VP TJSL Pupuk Kaltim Anggono Wijaya menyampaikan hasil produksi lokal Bontang ini dikirim bersamaan dengan 22 ribu produk UMKM Indonesia. Anggono berharap keberhasilan ini bisa menjadi pemacu semangat bagi UMKM lokal Bontang lainnya agar bisa mengikuti keberhasilan serupa untuk memperluas peluang di pasar ekspor.

 

"Hal ini wujud komitmen perusahaan dalam mendorong pemberdayaan potensi sumber daya lokal, sekaligus mendukung pengembangan UMKM lokal agar naik kelas dan berorientasi ekspor," ujar Anggono. 

 

Anggono menyampaikan Abon Jaya Mandiri merupakan salah satu mitra binaan Pupuk Kaltim yang telah melalui pembinaan dan pendampingan berkesinambungan. Anggono mengatakan Abon Jaya Mandiri mampu menciptakan produk dengan kualitas serta mutu yang terjamin. 

 

"Usaha yang berfokus pada produksi abon olahan hasil laut ini juga bagian dari Koperasi Bina Sukses Bontang (BSB), yang beranggotakan UMKM binaan Pupuk Kaltim, dan sengaja dibentuk untuk menaungi pelaku usaha agar berorientasi ekspor," ucap Anggono. 

 

Melalui Koperasi BSB, lanjut Anggono, Pupuk Kaltim secara bertahap melakukan peningkatan kualitas dan kapasitas pembinaan pelaku usaha dengan berbagai pendampingan intensif. Hal ini melihat UMKM yang tergabung dalam koperasi telah dinyatakan layak, berdasarkan hasil kurasi produk sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI). 

 

Menurut Anggono, keberhasilan Abon Jaya Mandiri adalah bagian dari strategi jangka panjang Pupuk Kaltim mendorong UMKM lokal memiliki daya saing di pasar global. Anggono menyebut pengembangan kapasitas pelaku usaha mulai dari penguatan manajerial dan kapasitas produksi, pengemasan produk yang sesuai standar, hingga pengurusan dokumen ekspor. 

 

"Seluruhnya dilakukan secara bertahap dan terarah, sehingga abon tuna yang diolah dengan cita rasa khas Indonesia ini berhasil menarik perhatian buyer Filipina," lanjut Anggono.

 

Anggono mengatakan Pupuk Kaltim tidak hanya ingin UMKM bertahan di pasar lokal, tetapi juga mampu bersaing di level nasional dan internasional. Anggono menilai ekspor Abon Jaya Mandiri menjadi bukti nyata dengan pendampingan yang tepat, UMKM lokal bisa naik kelas dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi.

 

"Ekspor perdana Abon Jaya Mandiri juga berdasarkan hasil penjajakan pasar ekspor yang rutin difasilitasi Pupuk Kaltim bagi UMKM binaan," kata Anggono. 

 

Wakil Menteri UMKM Helvi Yuni Moraza, menyampaikan ekspor UMKM ini merupakan hasil aktualisasi program Capacity Building 2024, melalui platform KAMPUS UKM dengan pendekatan ekosistem dan rantai pasok global. Terdiri atas produk makanan, fesyen, hingga kerajinan yang turut mendapat dukungan dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI).

 

"Dari seluruh ekspor produk UMKM kali ini, total nilai transaksi mencapai Rp961 juta atau mendekati Rp 1 Miliar,” kata Helvi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement