Senin 17 Sep 2018 14:42 WIB

Wamen ESDM: Penurunan Ekspor Migas karena Peralihan Blok

Ekspor migas Indonesia pada Agustus 2018 mencapai 1,38 miliar dolar AS

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Ladang migas
Foto: Yudhi Mahatma/Antara
Ladang migas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Wamen ESDM), Arcandra Tahar mengatakan salah satu penyebab menurunnya nilai ekspor bulan Agustus kemarin dikarenakan adanya peralihan hak kelola blok migas. Arcandra menjelaskan, salah satu blok yang mempengaruhi neraca perdagangan nasional adalah Blok Mahakam.

Arcandra mengatakan, sebelumnya, Blok Mahakam dikelola oleh Total. Produksi minyak dan gas dari Mahakam ini banyak diperuntukkan bagi ekspor.

Namun, pascaperalihan ke Pertamina, maka tidak ada lagi ekspor. Arcandra mengatakan, hal ini terlihat meski dari volume ekspor menurun, namun impor Pertamina akan kebutuhan minyak juga berkurang.

"Ekspor turun iya, karena ada blok yang tadinya milik asing sekarang punya Pertamina," ujar Arcandra di Kementerian ESDM, Senin (17/9).

Kedepan, kata Arcandra neraca ekspor juga akan semakin turun seiring dengan kebijakan yang sudah dikeluarkan oleh pemerintah terkait kewajiban Pertamina menyerap produksi minyak dari kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) migas. Hal ini kata Arcandra memperngaruhi neraca perdagangan.

"Total yang akan potensi dari sisi entiltedment kontraktor yang biasanya diekspor 225-230 ribu barel per hari. Ini adalah potensi yang dibeli Pertamina, atau kilang lain di Indonesia untuk diolah di dalam negeri," ujarnya.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit sebesar 1,02 miliar dolar AS pada Agustus 2018. Neraca dagang kembali mencatat defisit meski lebih kecil dibandingkan defisit pada Juli 2018 yang sebesar 2,03 miliar dolar AS.

BPS mencatat peningkatan impor migas pada Agustus 2018 yang sebesar 14,5 persen menjadi 3,05 miliar dolar AS. Jika dibandingkan Agustus 2017, impor tersebut meningkat 51,43 persen. Sedangkan ekspor migas turun 3,27 persen secara bulanan dari 1,43 miliar dolar AS menjadi 1,38 miliar dolar AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement