Selasa 28 Aug 2018 21:44 WIB

BNI Sebut Bank Naikkan Suku Bunga Demi Mekanisme Pasar

BNI takkan menaikkan suku bunga kredit di semya segmen

Rep: (Iit Septyaningsih/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Peluncuran BNI Digination oleh SEVP Digital Banking BNI Dadang Setiabudi, Direktur Perencanaan & Operasional BNI Bob Tyasika Ananta, Direktur Konsumer Banking BNI Anggoro Eko Cahyo,  di Jakarta, Rabu (22/2).
Foto: Republika/Idealisa Masyrafina
Peluncuran BNI Digination oleh SEVP Digital Banking BNI Dadang Setiabudi, Direktur Perencanaan & Operasional BNI Bob Tyasika Ananta, Direktur Konsumer Banking BNI Anggoro Eko Cahyo, di Jakarta, Rabu (22/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia mengimbau kepada perbankan agar tidak perlu menaikkan suku bunga kredit. Meski, bank sentral sendiri telah menaikkan suku bunga acuannya hingga menjadi 5,5 persen. 

Menanggapi hal itu, Direktur Manajemen Risiko Bank Negara Indonesia (BNI) Bob Tyasika Ananta menilai, mekanisme pasar tidak bisa diarahkan. "Ya itu kan imbauan. Hanya saja mekanisme pasar tidak bisa di-drive sehingga bank-bank mulai naikkan bunga kredit," ujarnya saat ditemui wartawan di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa, (28/8).

Lebih lanjut, kata dia, BNI pun tidak langsung menaikkan suku bunga kredit di semua segmen. Alasannya, perseroan masih melihat perkembangan pasar. 

Baca: BTPN Naikkan Suku Bunga Kredit Bulan Depan

"Walaupun kita antisipasi yang agak mungkin bunganya naik itu kredit segmen konsumer. Hanya saja kita belum tahu kapan dan berapa suku bunga kreditnya dinaikkan, kita lihat perkembangannya," jelas Bob. 

Ia menuturkan, BNI memperhatikan pergerakan suku bunga kredit bank BUKU empat sebelum memutuskan akan turut menaikkan bunga kredit atau tidak. "Makanya pasar yang kita lihat pasar yang tier kita, apakah mereka naikkan," katanya. 

Sementara untuk kredit segmen produktif, kata dia, para debitur BNI telah mengantisipasinya. "Ya kalau suku bunga kreditnya naik kan kena harga produksi dia. Jadi dia harus mulai coba pikirkan upaya-upaya efisiensi yang harus dilakukan," ujar Bob. 

Baca: BCA Siap Naikkan Suku Bunga Kredit Bulan Ini

Sebagai informasi, pada Semester I 2018, BNI mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar Rp 45,6 triliun atau sebesar 11,1 persen year on year (yoy). Dari posisi Rp 412,18 triliun pada Semester I 2017 menjadi Rp 457,81 triliun pada Semester I 2018. 

Pertumbuhan tersebut dikontribusi oleh kredit korporasi swasta yang meningkat 11,6 persen, kredit kepada BUMN sebesar 8,6 persen, Kredit Segmen Kecil sebesar 14 persen, dan kredit Segmen Menengah yang tumbuh 8,5 persen yoy. Payroll loan juga masih menjadi prioritas BNI dalam menumbuhkan segmen konsumer dengan pertumbuhan sebesar 50,8 persen yoy. 

Pada periode sama Kartu Kredit dan BNI Griya (Kredit Pemilikan Properti) juga mencatatkan pertumbuhan membaik, masing-masing sebesar 5,5 persen dan 8,2 persen yoy. Untuk mendukung ekspansi kredit, pada Semester I 2018, Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat tumbuh sebesar 13,5 persen, yaitu dari Rp 463,86 triliun pada semester I 2017 menjadi Rp 526,48 triliun pada semester I 2018.

Dengan komposisi rasio dana murah atau CASA mencapai 63,8 persen. Dengan begitu biaya dana atau cost of fund BNI membaik menjadi 2,8 persen, dari level 3,0 persen sepanjang 2017. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement