Sabtu 28 Jul 2018 05:57 WIB

Kementan Klaim Indonesia Swasembada 4 Komoditas

Kementan menargetkan segera swasembada tujuh komoditas lagi.

Perajin membuat tempe berbahan baku kedelai impor di kampung Sukamaju, Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin (16/7).
Foto: Antara/Adeng Bustomi
Perajin membuat tempe berbahan baku kedelai impor di kampung Sukamaju, Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin (16/7).

REPUBLIKA.CO.ID, TEMANGGUNG -- Sebanyak empat komoditas pangan yang sempat impor diklaim telah swasembada sekarang. Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Infrastruktur Pertanian Ani Andayani mengatakan empat komoditas itu yakni beras, jagung, bawang merah, dan cabai.

"Empat komoditas pangan itu sudah kita raih bahkan telah membalikkan fenomenal yang semula bawang merah itu impor dari beberapa negara yaitu Thailand dan Vietnam, pada2017 dan 2018 telah ekspor ke beberapa negara," katanya di Temanggung, Jawa Tengah, Kamis (26/7).

Ia menyampaikan hal tersebut pada pembukaan Gelar Promosi Agribisnis (GPA) ke-8 di Soropadan, Kabupaten Temanggung. Ia menyebutkan produk bawang merah tersebut, antara lain berasal dari Sulawesi, NTB, bahkan dari NTT telah ekspor ke Timor Leste.

Hal yang mendukung swasembada tersebut, kata dia, antara lain adanya perubahan regulasi beberapa komoditas yang semula pengadaan saprodinya melalui lelang kemudian tidak lagi lelang sehingga lebih cepat. Selain meletakkan regulasi, katanya perbaikan infrastruktur mulai perbaikan jaringan irigasi, pengadaan air ini mutlak untuk kegiatan budi daya, kemudian penggunaan alsintan.

Ia menuturkan dari tujuh komoditas yang direncanakan untuk swasembada menuju pangan yang moderen yaitu tinggal kedelai, tebu, dan sapi. "Sekarang kita menuju ke penyediaan tebu di luar Jawa dan telah dibangun pabrik gula baru di sejumlah daerah," kata dia.

Pabrik gula sudah dibangun antara lain di Sumba Timur dengan kapasitas hampir 6.000 TCD  dan sekarang menuju 11.000 TCD, kemudian di Timor Tengah Utara (TPU) akan dibangunn juga pabrik gula baru, kemudian di Bombana di Sulawesi Tenggara sudah dibangun juga pabrik gula baru rencananya 12.000 TCD. Ia menjelaskan 6.000 TCD artinya 6.000 ton per hari gula bisa diproduksi.

"Hal ini menjawab yang selama ini gula masih banyak impor, ke depan kita akan mulai untuk mandiri," katanya.

Ia menuturkan saat di juga diselenggarakan upsus penyelenggaraan protein melalui "siwab" (sapi indukan wajib bunting). Ia mengatakan melalui program tersebut setiap hari diketahui berapa sapi yang lahir, berapa yang bunting, dan berapa yang baru diinseminasi.

Selain itu, katanya juga dilakukan program "bekerja" (bedah kemiskinan menuju rakyat sejahtera). Di Jateng ada tiga kabupaten, yakni Brebes, Purbalingga, dan Banyumas. Ia menuturkan total di seluruhnya Indonesia ada 10 provinsi, kemudian dibuat sebagai klaster, ada sebanyak 807 desa dan sasarannya 190.000 rumah tangga miskin.

Menurut dia, yang diberikan dalam program tersebut adalah memberikan penguatan agribisnis untuk mata pencahariannya mulai dari pemeliharaan 50 ekor ayam dan kandangnya serta diberikan benih untuk tanaman keras. "Kalau untuk Jateng tanaman pisang, sebelum tanaman pisang menghasilkan, ayam bisa dijadikan suatu pendapatan melalui telurnya atau dagingnya," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement