Kamis 26 Jul 2018 18:07 WIB

BNI Syariah Targetkan Penyaluran Pembiayaan Rp 27 Triliun

Per Juni, pembiayaan sudah terlampaui 100 persen terhadap target proporsional.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Friska Yolanda
Target Buku III. Petugas melayani transaksi nasabah di kantor layanan BNI Syariah, Jakarta, Selasa (3/7).
Foto: Republika/ Wihdan
Target Buku III. Petugas melayani transaksi nasabah di kantor layanan BNI Syariah, Jakarta, Selasa (3/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- BNI Syariah menargetkan penyaluran pembiayaan mencapai Rp 27 triliun sampai dengan 31 Desember 2018. Target tersebut tumbuh sekitar 18 persen dibandingkan capaian sampai Desember 2017 yang sebesar Rp 23,6 triliun.

Direktur Bisnis BNI Syariah, Dhias Widhiyati, mengatakan, kontribusi terbesar dari target pembiayaan tersebut diharapkan berasal dari sektor produktif sebesar 19 persen. Per Juni 2018, porsi pembiayaan produktif telah mencapai 22 persen. 

"Per Juni 2018 pembiayaan kami sebesar Rp 25,12 triliun, sudah terlampaui 100,5 persen terhadap target proporsional Juni," kata Dhias kepada wartawan seusai Paparan Kinerja Kuartal II 2018 di Jakarta, Kamis (26/7). 

Komposisi pembiayaan sampai Juni 2018 terdiri atas segmen konsumer sebesar Rp 12,9 triliun (51,5 persen), diikuti segmen kecil dan menengah sebesar Rp 5,5 triliun (22 persen), segmen komersial Rp 5,3 riliun (21 persen), segmen mikro Rp 995,5 miliar (4 persen), dan Hasanah Card Rp 387,5 miliar (1,5 persen).

Baca juga, Laba Bersih BNI Syariah Tumbuh 23 Persen

Sedangkan kontribusi pertumbuhan pembiayaan tertinggi pada segmen komersial 22,0 persen diikuti Hasanah Card 14,6 persen, UMKM sebesar 12,3 persen, konsumer 7,8 persen dan mikro 2,9 persen.

Dhias menjelaskan, pembiayaan segmen komersial yang terbesar disalurkan untuk industri pengolahan dimana porsinya mencapai 50 persen. Ini terutama membiayai grup BUMN untuk revitalisasi mesin-mesin penghasil gula. Selain itu, pembiayaan revitalisasi mesin-mesin dari industri pengolahan swasta yang bergerak di bidang pulp and paper skala besar.

Kontribusi segmen komersial selanjutnya dari jasa sosial masyarakat untuk edukasi dan rumah sakir yang porsinya mencapai 28 persen. Kemudian, kontribusi terbesar ketiga dari jasa dunia usaha porsinya 22 persen. Selanjutnya, pembiayaan kepada lembaga keuangan bukan bank dan refinancing properti.

Dari sisi kualitas pembiayaan yang tercermin dari rasio non performing financing (NPF) segmen komersial tercatat hanya 1,33 persen. Dhias menyebutkan ada penurunan NPF segmen komersial secara signifikan. BNI Syariah melakukan upaya hapus buku walaupun tidak melakukan hapus tagih. 

Tahun ini, BNI Syariah masih akan fokus menyalurkan pembiayaan sektor infrastruktur. Salah satunya yang dibiayai adalah jalan tol Cibitung-Cikarang dengan sistem sindikasi syariah. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement