Selasa 24 Jul 2018 13:59 WIB

Mensos Lapor Penurunan Angka Kemiskinan ke Jokowi

Idrus Marham menilai Program Keluarga Harapan telah berhasil memangkas kemiskinan.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Teguh Firmansyah
Menteri Sosial Idrus Marham di Istana Kepresidenan.
Foto: Republika/Debbie Sutrisno
Menteri Sosial Idrus Marham di Istana Kepresidenan.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Menteri Sosial Idrus Marham melaporkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait penurunan angka kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan data BPS, kata dia, angka kemiskinan menurun menjadi 9.82 persen dari 10,12 persen.

Menurut Idrus, peningkatan kesejahteraan rakyat ini didorong oleh Program Keluarga Harapan (PKH) dari Kementerian Sosial. Dengan demikian, menurutnya, program tersebut berjalan tepat sasaran. "Berdasarkan survei yang ada tidak hanya dari BPS, mengatakan program sosial yang efektif adalah PKH," kata Idrus di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (24/7).

Pada 2019 nanti, lanjut Idrus, anggaran PKH pun telah diusulkan naik hingga dua kali lipat. Pada 2018, anggaran PKH yang digelontorkan sebesar Rp 17 triliun untuk 10 juta keluarga. Sedangkan pada tahun depan, anggaran tersebut akan meningkat menjadi Rp 31 triliun.

Kendati demikian, sistem pencairan dana PKH yang diterima masyarakat nantinya akan berbeda. "Sistemnya 2019 akan berbeda tidak lagi, non flat," ujarnya.

Baca juga, Turunnya Angka Kemiskinan dan Kebanggaan Jelang Pilpres.

Selain itu, jumlah dana yang diterima tiap keluarga akan disesuaikan dengan bebannya masing-masing. Semakin besar beban dan tanggungan keluarga, maka akan semakin besar uang bantuan yang akan diterima.

photo
Kemiskinan, ilustrasi

Namun, lanjut Idrus, besaran dana yang diterima dalam sistem PKH non flat masih dalam tahap pembahasan. Pihaknya mengusulkan, tiap keluarga dapat menerima bantuan maksimal Rp 3,5 juta per tahun dan paling sedikit Rp 2 juta per tahun.

"Jadi kalau ada yang dapat Rp 3,5 juta itu barangkali keluarga yang bebannya banyak, dalam keluarganya mungkin ada yang disabilitas, di situ ada anak yang sekolahnya banyak," jelasnya.

Tingkat kemiskinan Indonesia berhasil mencapai 9,82 persen pada Maret 2018 atau turun 0,3 persen poin dari 10,12 persen pada September 2017. Tingkat kemiskinan juga turun jika dibandingkan dengan Maret 2017 yang sebesar 10,64 persen.

"Jumlah penduduk miskin pada Maret 2018 sebesar 25,95 juta orang. Turun 0,63 juta orang dibandingkan September 2017 yang sebesar 26,58 juta orang," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto di Jakarta, Senin (16/7).

Meski terjadi penurunan kemiskinan, Suhariyanto menyebut disparitas kemiskinan perkotaan dan perdesaan masih tinggi. Ia menjelaskan, tingkat kemiskinan di kota adalah 7,02 persen pada Maret 2018.

Sementara, di desa adalah 13,2 persen pada Maret 2018. Sejumlah faktor mempengaruhi tingkat kemiskinan di Indonesia sejak September 2017 hingga Maret 2018.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement