REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (23/7) dibuka menguat sebesar 13,73 poin menjadi 5.886,52. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak naik 3,48 poin (0,38 persen) menjadi 928,65.
Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada di Jakarta, Senin (23/7), mengatakan pergerakan IHSG yang kembali menguat terbatas masih harus kembali diuji ketahanannya seiring masih terbentuknya tren sideways dan masih belum cukup kuatnya volume beli yang terbentuk.
Sideways adalah kondisi ketika market sedang datar. Dalam situasi itu terdapat keraguan dalam pasar. Posisi pembeli dan penjual sama-sama kuat sehingga mengakibatkan harga datar.
"Diharapkan kenaikan tersebut dapat bertahan meski juga perlu diwaspadai sejumlah sentimen yang dapat menahan peluang kenaikan tersebut, terutama dari pergerakan Rupiah yang belum cukup kuat untuk terapresiasi," ujar Reza.
Sebelumnya, pelemahan Rupiah yang berada di angka 14.500-an per dolar AS sempat membuat laju IHSG terhempas seiring kembalinya pelaku pasar melepas posisi di akhir pekan.
Baca juga, Kurs Rupiah Anjlok ke Level Terendah Tahun Ini.
IHSG pun sempat menyentuh level tertingginya di awal perdagangan namun, tidak lama kemudian kembali melemah. Aksi jual terus terjadi dan baru mereda jelang penutupan.
Pelemahan rupiah membuat IHSG ikut tertekan
Kembalinya aksi beli pelaku pasar mampu mengantarkan IHSG kembali ke zona hijau meski hanya naik tipis. Kembali menghijaunya bursa saham Asia yang dibarengi aksi beli bersih investor asing senilai Rp55,38 miliar turut membantu IHSG menguat. "Diharapkan IHSG selanjutnya dapat bertahan di atas support 5.858-5.864 dan Resisten diharapkan dapat menyentuh kisaran 5.883-5.890.
Bursa regional sendiri pada Senin ini di antaranya indeks Nikkei turun 281,67 poin (1,24 persen) ke 22.416,21, indeks Hang Seng naik 57,42 poin (0,2 persen) ke 28.281,9, dan Straits Times melemah 14,77 poin (0,45 persen) ke posisi 3.283,06.