Senin 09 Jul 2018 12:38 WIB

Banjir di Wajo, Mentan: Petani Terima Bantuan Sepekan Ini

Banjir 15 hari membuat 10 ribu hektare tanaman padi mati membusuk.

Rep: Agus Yulianto/ Red: Andi Nur Aminah
Mentan Amran memeriksa bantuan pupuk yang akan diberikan secara gratis kepada petani korban banjir di Kabupaten Wajo, Provinsi Sulsel, Senin (9/7).
Foto: Republika/Agus Yulianto
Mentan Amran memeriksa bantuan pupuk yang akan diberikan secara gratis kepada petani korban banjir di Kabupaten Wajo, Provinsi Sulsel, Senin (9/7).

REPUBLIKA.CO.ID, WAJO -- Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengunjungi lokasi persawahan di Kelurahan Macero, Kecamatan yang Belawa, Kabupaten Wajo, Provinsi Sulsel yang terdampak banjir besar, Senin (9/7). Akibat banjir selama lebih dari 15 hari itu, sedikitnya 10 ribu hektare tanaman padi berusia muda menjadi mati membusuk.

Petani di Kabupaten Wajo pun mengalami kerugian sekitar Rp 200 miliar. Guna meringankan beban petani, pemerintah menyalurkan bantuan 500 ton pupuk, 220 ton benih, ekskavator, traktor dan kartu asuransi petani. "Semua bantuan itu harus sudah diterima petani korban banjir dalam waktu seminggu, terhitung mulai sekarang," kata Amran menjawab Republika.co.id, Senin (9/7).

Untuk itu, Amran meminta, semua pihak baik TNI, Polri, pemda dan masyarakat untuk turut memantau, mengawasi, dan melaporkan pendistribusian bantuan ini kepada pihaknya. Karenanya, tegas dia, jangan ada yang mencoba main-main dengan bantuan ini.

"Sanksinya tegas. Ini bantuan untuk rakyat kecil, masa mau dimain-mainkan. Jangan sampai terjadi hal itu. Dan karenanya, saya sudah minta bantuan aparat berwenang untuk mengawasinya," kata Amran.

Amran mengungkapkan, ada lebih dari 700 mafia yang terlibat dalam berbagai penyelewengan bantuan. Dari jumlah itu, kata dia, sudah ada 400 orang yang diproses hukum. "Mereka (mafia, Red) terlalu berani dengan mamainkan bantuan. Janganlah sakiti rakyat miskin dengan tingkat ekonomi kecil ini. Kasihan," ucap Mentan.

Mentan berharap, dengan bantuan benih, pupuk, alat pertanian, dan juga kartu asuransi petani itu, maka aktivitas berusahatani petani di Wajo, Soppeng dan Sidrap ini kembali bergairah. "Saya minta brigade traktor dan aparat TNI untuk membantu para petani korban banjir," katanya.

Mentan juga akan segera melaporkan hasil kunjungan kerjanya ke Sulsel itu kepada presiden. Apalagi, kata dia, presiden sangat peduli dengan nasib petani yang lahannya terdampak banjir. "Presiden berharap ada solusi dalam mengatasi dampak banjir tersebut," katanya.

Diperoleh keterangan, bahwa curah hujan tinggi yang melanda Kabupaten Wajo, Provinsi Suksel mengakibatkan sujumlah sungai yang menuju Danau Tempe meluap. Dampaknya 7.591 hektare tanaman padi di lumbung padi Wajo ini mengalami gagal panen. "Kerugiannya diperkirakan mencapai Rp 200 miliar," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura, Provinsi Sulsel, Fitriani.

Fitriani menjelaskan, banjir yang melanda Kabupaten Wajo ini merupakan yang terparah dalam 10 tahun terakhir. "Memang di Wajo ini ada banjir setiap tahun. Namun, tahun ini yang terparah," katanya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement