REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Jasa Marga (Persero) Tbk meluncurkan inovasi pendanaan untuk memperkuat struktur permodalan perseroan. Inovasi pendanaan tersebut berupa Reksadana Penyertaan Terbatas (RDPT).
"RDPT ini merupakan pendanaan bersifat ekuitas sehingga perseroan dapat mengurangi ketergantungan pada pendanaan yang bersifat utang," kata Corporate Secretary PT Jasa Marga (Persero) Tbk, M Agus Setiawan dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (6/7).
Dengan produk RDPT, menurut Agus, perseroan dapat menjaga kesehatan finansial perusahaan di tengah ekspansi yang dilakukan. Ia menjelaskan, penandatanganan peluncuran RDPT ini dilakukan oleh Direktur Utama Jasa Marga Desi Arryani dan Direktur Utama PT Mandiri Manajemen Investasi Alvian Pattisahusiwa di Jakarta, Kamis (5/7).
Dirut PT Jasa Marga, kata Agus, menyatakan RDPT ini merupakan bagian dari komitmen dan upaya perseroan dalam inovasi alternatif pendanaan untuk mendukung investasi masif yang dilakukan oleh perseroan.
"Tentunya, alternatif-alternatif pendanaan ini diperlukan di tengah investasi masif yang dilakukan. Tahun ini saja kami menargetkan sekitar 300 km panjang tol baru yang beroperasi. Jadi, tentu saja dibutuhkan penguatan modal," ujarnya.
Sementara itu, Aloysius, seperti disampaikan Agus, berharap peluncuran produk-produk alternatif pendanaan semacam ini, khususnya di bidang infrastruktur, tidak berakhir di sini. Ia berharap, alternatif-alternatif pendanaan seperti ini mampu menjadikan Indonesia menjadi bangsa yang lebih kompetitif sehingga dapat mendorong peningkatan perekonomian Indonesia.
Ia juga mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada seluruh pihak, terutama investor, yang terlibat dalam kerjasama investasi ini.
Akuisisi 20 persen
Agus menjelaskan, pada skema RDPT itu, investor menempatkan dana pada RDPT yang dikelola oleh manajer investasi. Selanjutnya, manajer investasi melakukan akusisi terhadap 20 persen kepemilikan saham di tiga Anak Perusahaan Jalan Tol (APJT) yang dimiliki oleh Jasa Marga yaitu PT Jasamarga Semarang Batang (JSB), PT Jasamarga Solo Ngawi (JSN), dan PT Jasamarga Ngawi Kertosono Kediri (JNKK) melalui Special Purpose Company (SPC).
Untuk pelaksanaan RDPT, kata Agus, perseroan bekerja sama dengan Mandiri Manajemen Investasi (MMI), Manajer Investasi yang mengelola RDPT atas ketiga APJT tersebut.
Sebelumnya pada 2017, Jasa Marga telah bekerja sama dengan MMI saat meluncurkan produk KIK-EBA Mandiri Pendapatan Tol Jagorawi, yang merupakan KIK-EBA pertama di Indonesia dengan aset dasar hak atas pendapatan tol di masa mendatang (future cash flow).
Saat ini, perseroan telah memiliki konsesi jalan tol sepanjang 1.527 km. Pada 2018, perseroan menambah panjang jalan tol baru beroperasi sepanjang 61,25 km yang terdiri dari Jalan Tol Ngawi-Kertosono-Kediri Seksi Klitik (Ngawi)-Wilangan sepanjang 48 km, Jalan Tol Solo-Ngawi Segmen Simpang Susun (SS) Ngawi-Klitik (Ngawi) sepanjang 4 km, Jalan Tol Bogor Ring Road Seksi Kedung Badak-Simpang Yasmin sepanjang 2,65 km, dan Jalan Tol Gempol-Pasuruan Segmen Rembang-Pasuruan sepanjang 6,6 Km.
Dengan demikian hingga saat ini Jasa Marga telah memiliki 741 km jalan tol beroperasi. Sebelumnya, pada 2017 juga, perseroan telah sukses melakukan tiga terobosan alternatif pendanaan yaitu Sekuritisasi Pendapatan Tol Ruas Jagorawi, Project Bond Ruas JORR W2 Utara dan Global IDR Bond (Komodo Bond).