Selasa 03 Jul 2018 12:26 WIB

Pengusaha AS: Tarif Baru Trump Picu Meluasnya Perang Dagang

Kanada, Uni Eropa, dan Cina telah mengumumkan rencana pengenaan tarif balasan

Perang dagang AS dengan Cina
Foto: republika
Perang dagang AS dengan Cina

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Para pelaku usaha yang tergabung dalam Kamar Dagang AS pada Senin (2/7) memperingatkan bahwa tarif baru pemerintahan Trump terhadap impor mengancam memicu perang dagang global. Peringatan ini disampaikan Kamar Dagang AS karena mitra dagang lainnya telah mengumumkan rencana pengenaan tarif balasan terhadap produk-produk AS.

"Tarif baru untuk impor baja, aluminium, dan Cina, serta potensi untuk tarif tambahan pada otomotif dan suku cadang mobil, telah mendorong kita ke jurang perang perdagangan global," ujar Kamar Dagang AS, kelompok bisnis terbesar di AS dalam sebuah penelitian terbarunya.

Baca juga, Bank Sentral Dunia: Perang Dagang Membuat Ekonomi Suram

Kamar Dagang AS menuturkan, Kanada, Meksiko, Uni Eropa (EU), dan Cina telah membalas atau mengumumkan rencana untuk membalas dengan pengenaan tarif impor miliaran dolar AS terhadap produk buatan Amerika. Menurut mereka, menambahkan sekitar 75 miliar dolar AS ekspor AS akan dikenakan tarif pembalasan mulai pekan ini.

"Tarif hanyalah skema pajak untuk menaikkan harga bagi semua orang. Kebijakan Tarif itu hanya menyebabkan perang dagang yang akan membebani lapangan pekerjaan dan pertumbuhan ekonomi Amerika," kata presiden dan CEO Kamar Dagang AS Thomas J Donohue dalam sebuah pernyataan.

"Pemerintahan sedang mengancam untuk merongrong kemajuan ekonomi yang bekerja sangat sulit untuk dicapai," Donohue berpendapat, mencatat sudah waktunya untuk membalikkan arah dan mengadopsi "pendekatan yang lebih cerdas dan lebih efektif" untuk mengatasi masalah perdagangan dengan para mitra komersial.

Studi yang dirilis pada Senin (2/7) termasuk perincian negara bagian demi negara bagian produk Amerika yang ditargetkan oleh tarif pembalasan ini, serta berapa banyak tarif pembalasan bisa dibiaya setiap negara. Misalnya, di negara bagian Pennsylvania, AS, ekspor senilai sekitar 1,7 miliar dolar AS dikenakan tarif pembalasan, dengan produk besi Amerika, kopi, dan kue kering di antara produk yang paling terpukul.

Sementara itu, sekitar 6,2 miliar dolar AS ekspor dari negara bagian Washington dapat ditargetkan dengan tarif pembalasan, dengan baja, produk aluminium dan kopi di antara ekspor yang paling terpukul.

Para analis mengatakan studi itu kemungkinan akan meningkatkan tekanan pada anggota parlemen AS untuk mendorong kembali rencana tarif pemerinthan Trump menjelang pemilihan kongres pada November.

Sekitar 60 asosiasi bisnis di AS, termasuk Dewan Perdagangan Luar Negeri Nasional, telah mendesak Kongres untuk menggunakan pengawasan yang lebih besar dari penggunaan tarif dan kebijakan kebijakan perdagangan Trump lainnya. "Kami melihat kemauan yang berkembang dari pemerintah saat ini untuk menggunakan tarif (dan penggunaan kuota impor mutlak) sebagai alat kebijakan utama dalam meningkatkan jumlah perselisihan perdagangan dengan sekutu kami sebagai tren yang perlu ditangani oleh Kongres," ujat mereka dalam surat yang ditujukan kepada para pemimpin Komite Keuangan Senat dan Komite Kebijakan DPR AS.

"Meningkatnya ancaman tarif dan potensi perang perdagangan dengan mitra dagang kami, termasuk dengan beberapa sekutu terpenting kami, menciptakan ketidakpastian yang akan dirasakan oleh orang Amerika di seluruh negeri dan oleh bisnis dari semua ukuran dan di semua sektor industri," kata mereka.

sumber : Antara/Xinhua
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement