Senin 02 Jul 2018 15:18 WIB

Bekasi Punya Alat Pertanian Baru untuk Percepat Proses Tanam

Petani hanya butuh waktu dua hari untuk membajak sawah seluas satu hektare.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Petani menanam padi di kawasan persawahannya. (ilustrasi)
Foto: Antara/Fikri Yusuf
Petani menanam padi di kawasan persawahannya. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI - Pemerintah Kota Bekasi, pada akhir 2017 lalu mengusulkan peralatan pertanian kepada Kementerian Pertanian Republik Indonesia. Usulan tersebut kini telah terkabul dan pihak Kementerian memberikan sejumlah peralatan kepada petani setempat guna memercepat proses penanaman padi.

Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Bekasi, Momon Sulaeman merinci, peralatan yang diberikan pihak Kementerian berupa 12 unit traktor, lima unit cultivator, 90 unit semprot tangan dan 12 unit mesin pompa. Menurut dia, Pemerintah Kota Bekasi meminta bantuan pada kementerian oleh sebab keterbatasan anggaran daerah yang dimiliki Pemkot Bekasi. "Bantuan sudah diberikan kementerian sebelum bulan Ramadan (Mei), tapi sekarang baru kita salurkan ke kelompok tani secara simbolis," kata Momon di Bekasi, Senin (2/7).

Momon mengira, keberadaan alat ini diklaim akan memercepat proses pembajakan sawah sebelum ditanami padi. Pada umumnya petani memerlukan waktu selama seminggu lebih dalam membajak satu hektare lahan sawah dengan menggunakan 15 tenaga manusia.

Kini dengan alat tersebut, petani hanya memerlukan waktu selama dua hari untuk membajak sawah seluas satu hektare. "Sawah harus dibajak dulu sebelum ditanami padi supaya tanamannya subur," ujar Momon.

Berdasarkan catatannya ada 300 orang yang terdaftar sebagai kelompok petani oleh pemerintah daerah, sementara 150 orang lagi, belum terdaftar. Bantuan alat ini, kata dia, akan disalurkan kepada 300 petani yang terdaftar pemerintah daerah dengan skema pemakaian dipinjam pakaikan. "300 petani itu tergabung dari 12 kelompok. Alat kita serahkan ke kelompok masing-masing, nanti ketuanya yang mengatur skema pemakaian alatnya," jelas Momon.

Baca juga, HKTI Dorong Penerapan Modernisasi Pertanian.

Kepala Bidang Pertanian pada Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Bekasi, Annie Marijam mengatakan, lembaganya masih memertimbangkan rencana usulan penambahan kembali pada kementerian.

Saat ini, pihaknya akan mengevaluasi terlebih dahulu penggunaan alat tersebut kepada para petani. "Kita evaluasi dulu sampai akhir tahun, kalau bagus nanti kita coba usulkan kembali ke kementerian," kata Annie.

Meski demikian, kata dia, pemerintah daerah belum menganggarkan biaya perawatan alat-alat tani tersebut. Sehingga segala kebutuhan seperti bahan bakar dan perawatan sementara akan ditanggung oleh petani.

Menurut dia, luas pertanian di wilayah setempat saat ini mencapai 475 hektare. Lahan itu tersebar di 12 kecamatan di Kota Bekasi, namun wilayah yang paling luas berada di daerah Mustikajaya, Medansatria dan Bekasi Utara.  "Rata-rata hasil panen kita mencapai 6-7 ton per hektar, bila ditotal dengan jumlah lahan tersedia bisa mencapai 2.850-3.325 ton," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement