Jumat 29 Jun 2018 09:29 WIB

Bank Dunia Sediakan Rp 6,9 Triliun untuk Pengungsi Rohingya

Bantuan untuk menambah proyek dukungan sektor kesehatan.

Rep: Marniati/ Red: Ani Nursalikah
Para pengungsi Rohingya di Bangladesh melaksanakan Shalat Idul Fitri di masjid kecil di kamp-kamp kumuh.
Foto: Arabnews
Para pengungsi Rohingya di Bangladesh melaksanakan Shalat Idul Fitri di masjid kecil di kamp-kamp kumuh.

REPUBLIKA.CO.ID, COX'S BAZAR -- Bank Dunia akan menyediakan dana hingga 480 juta dolar AS atau Rp 6,9  triliun untuk membantu kebutuhan pengungsi Rohingya di Bangladesh. Ini termasuk bantuan untuk kesehatan, pendidikan, air, sanitasi dan perlindungan sosial.

Dewan Bank Dunia menyetujui hibah 50 juta dolar AS untuk menambah proyek dukungan sektor kesehatan yang ada di Bangladesh. Ini bantuan pertama dalam sebuah rangkaian yang dapat mencapai 480 juta dolar AS.

Hibah sektor kesehatan termasuk kontribusi berdasarkan kemitraan antara Kanada dan kelompok International World Bank's Development Association. Ini akan membantu pengungsi Rohingya di Bangladesh menerima layanan kesehatan dan gizi ibu, persalinan, bayi, anak, dan remaja. Selain itu juga akan ada program perawatan kesehatan reproduksi dan dukungan keluarga berencana.

Dukungan dari International  Development Association (IDA), akan mencakup hingga 400 juta dolar AS dengan syarat hibah untuk membantu Bangladesh mengatasi krisis. IDA merupakan dana bank untuk negara-negara termiskin di dunia.

Sejak Agustus lalu, lebih dari 700 ribu Muslim Rohingya melarikan diri dari kekerasan di Myanmar. Mereka berlindung di Distrik Cox's Bazar di Bangladesh. Ini menjadikan Cox's Bazar menjadi kamp pengungsi terbesar dan paling cepat berkembang di dunia.

"Kami sangat tersentuh penderitaan orang-orang Rohingya dan siap membantu mereka sampai mereka dapat kembali ke rumah dengan cara yang aman, sukarela, dan bermartabat," kata Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim dalam sebuah pernyataan.

Ia menambahkan Bank Dunia juga akan mendukung rakyat Bangladesh. Menteri Pembangunan Internasional Kanada Marie-Claude Bibeau mengatakan setiap dana yang disumbangkan oleh Kanada akan digunakan mendukung layanan kesehatan, gizi dan populasi bagi para pengungsi.

Kim dan Sekretaris Jenderal PBB António Guterres dijadwalkan mengunjungi Bangladesh pada 1-2 Juli. Mereka akan melihat langsung  tingkat keparahan krisis dan membahas langkah yang harus dilakukan untuk mengatasi itu.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement