Kamis 28 Jun 2018 20:00 WIB

2.090 SPBU di Jamali Tetap Jual Premium

Sebelumnya, Pertamina hanya wajib menjual Premium di luar Jamali

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Nidia Zuraya
Stock Premium Arus Mudik. Kepala BPH Migas M Fanshurullah Asa (kri) dan Direktur Logistik, Supply Chain dan Infrastruktur Pertamina Gandhi Sriwidodo (kedua kanan) meninjau pengisian bahan bakar premium di SPBU Rest Area KM 102, Cipali, Jawa Barat, Jumat (1/6).
Foto: Republika/ Wihdan
Stock Premium Arus Mudik. Kepala BPH Migas M Fanshurullah Asa (kri) dan Direktur Logistik, Supply Chain dan Infrastruktur Pertamina Gandhi Sriwidodo (kedua kanan) meninjau pengisian bahan bakar premium di SPBU Rest Area KM 102, Cipali, Jawa Barat, Jumat (1/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sebanyak 2.090 SPBU di wilayah Jawa, Madura dan Bali (Jamali) tetap menjual BBM jenis Premium. Anggota Komite Badan Pengatur Hilir Minyak Bumi dan Gas (BPH Migas) Muhammad Ibnu Fajar memaparkan, jumlah itu termasuk tambahan 571 SPBU yang baru-baru ini kembali menjual bahan bakar dengan RON 88 tersebut.

"Terhadap 571 SPBU yang menjual kembali Premium, 448 SPBU di antaranya sudah dilakukan monitoring," kata Ibnu, dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (28/6).

Presiden Joko Widodo sebelumnya telah menandatangani revisi peraturan presiden (Perpres) Nomor 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak (BBM). Dengan adanya revisi tersebut, Pertamina diwajibkan untuk menjual Premium di Jamali. Sebelumnya, Pertamina hanya wajib menjual Premium di luar Jamali.

Namun begitu, Ibnu menyebut, dari hasil pengawasan di sejumlah daerah di Jawa Barat dan Banten, konsumsi Premium tidak tinggi. “Memang masyarakat di Bogor, Ciawi, Sukabumi dan Pandeglang, Premium enggak banyak yang ambil. Kita serahkan ke Pertamina,” ujarnya.

Secara keseluruhan, distribusi Premium selama musim mudik Idul Fitri 2018 mengalami kenaikan sebesar 23 persen dari hari normal. Koordinator BBM Satu Harga Pertamina Ziballi Hasbullah menambahkan, saat ini Premium menempati urutan kedua konsumsi BBM terbesar setelah Pertalite.

"Kita lihat komposisi gasoline yang paling tinggi masih tetap Pertalite, kedua Premium."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement