REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Gempa berkekuatan 6,1 skala Richter (SR) yang mengguncang Kota Osaka di barat Jepang pada Senin (18/6) telah memaksa sejumlah perusahaan untuk menutup pabriknya. Gempa itu terjadi tepat di salah satu kawasan industri penting di Jepang.
Panasonic yang berbasis di Osaka mengatakan telah menghentikan produksi di dua pabriknya. Satu pabrik memproduksi perangkat penerangan dan satu lagi memproduksi proyektor.
Sementara Daihatsu Motor Co, unit dari Toyota Motor Corp, mengaku telah menghentikan produksi di pabriknya di Osaka dan Kyoto untuk melakukan proses pemeriksaan kerusakan.
Sharp Corp mengatakan pabriknya yang berada di daerah itu masih beroperasi seperti biasa. Akan tetapi sebuah pabrik hasil kerja sama dengan Hon Hai Precision Industry telah menghentikan operasinya untuk pemeriksaan keamanan.
Honda Motor Co mengungkapkan, operasi pabriknya di Suzuka yang ada di prefektur Mie, telah dihentikan untuk pemeriksaan, tetapi tidak ada masalah yang ditemukan dan operasi kemudian kembali dilakukan dengan normal.
Tidak ada peringatan tsunami yang dikeluarkan oleh Pemerintah Jepang. Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan pihak berwenang telah menilai kerusakan dan prioritas utamanya adalah keselamatan warga.
Rekaman video menunjukkan sejumlah aliran air meledak dan beberapa rumah terbakar setelah gempa menghantam Osaka, kota dijadwalkan akan menjadi tuan rumah KTT G-20 tahun depan. Badan Meteorologi Jepang mengatakan titik pusat gempa berada di utara Kota Osaka. Kekuatan gempa yang semula diumumkan 5,9 SR, dinaikkan menjadi 6,1 SR.
Media Jepang termasuk lembaga penyiaran umum NHK mengatakan dinding yang runtuh telah menewaskan seorang pria berusia 80 tahun dan seorang gadis berusia sembilan tahun. Sementara seorang pria lainnya yang juga berusia 80-an tewas tertimpa rak buku yang jatuh.
"Kami sedang tidur dan goncangan itu membangunkan kami tiba-tiba. Gempa itu sangat menakutkan karena ini adalah gempa pertama saya. Saya pikir ini adalah mimpi buruk karena saya sangat bingung. Seluruh dunia gemetar," kata Kate Kilpatrick (19) seorang warga Amerika yang sedang menginap di sebuah hotel di Osaka.
Prefektur Osaka, yang mencakup kota dan sekitarnya, memiliki populasi penduduk sekitar 8,8 juta jiwa. Kansai Electric Power mengatakan tidak ada masalah yang terdeteksi di pembangkit nuklir Mihama, Takahama, dan Ohi di utara Osaka. Lebih dari 170 ribu rumah di prefektur Osaka dan Hyogo yang berdekatan sempat kehilangan aliran listrik selama dua jam.