REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) mengadakan pertemuan pelaku UKM, khususnya untuk menjaring pelaku usaha produktif dari Kabupaten Bogor, Cianjur, Bandung dan sekitarnya, Ahad (10/6).
"Kami menginisiasi pertemuan ini untuk memperoleh masukan dan kendala yang dihadapi pelaku usaha kecil dan menengah sektor produktif dalam mengakses dana pembiayaan bergulir dari LPDB," kata Direktur Utama LPDB KUKM Braman Setyo seusai mengadakan pertemuan dengan puluhan pengusaha UKM dari Jawa Barat di Bandung, melalui keterangan pers, Ahad (10/6).
Menurut Braman, para pengusaha UKM tersebut menjadi sasaran LPDB, karena mereka mempunyai usaha-usaha yang produktif.
"Kami minta kepada para Kepala Dinas Koperasi dan UKM, supaya kalau mempunyai calon mitra usaha yang ingin mengajukan pinjaman dana bergulir kepada LPDB, bisa langsung mengajukan ke LPDB atau berkoordinasi dengan perusahan penjaminan," katanya.
Menurut Braman, hal itu yang menjadi fokus pertemuan LPDB dengan para pengusaha UKM tersebut.
"Kalau saya lihat dari pertemuan tadi, ada 17 pengusaha UKM yang ingin mendaftar kepada LPDB untuk mendapat pinjaman dana bergulir," tambahnya.
Braman mengatakan mereka itu mempunyai prospek, karena produk mereka sudah ada pembelinya.
"Jadi sistem ini yang akan kami bangun dengan para Kepala Dinas Koperasi dan UKM yang ada di Indonesia," tuturnya.
Braman mengatakan kelangsungan dari pembiayaan ini, sudah ada yang menjamin. Artinya dari kelayakan usaha banyak yang bisa menjamin baik dari Jamkrindo, Jamkrida atau perusahaan penjamin lainnya. Kalau dari sisi bisnisnya produk mereka bisa dibeli oleh off-taker.
"Jadi prinsip dari hulu ke hilir sudah terpenuhi semuanya. Saya juga berharap para Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi yang lainnya juga membuat model pertemuan seperti ini" ujarnya.
Menurutnya, sasaran LPDB dalam merangkul usaha produktif pada 2018 adalah sangat tepat sekali dengan mengadakan pertemuan semacam ini di Provinsi Jawa Barat.
“Wilayah provinsi sangat ideal, karena mempunyai unggulan-unggulan dari kuliner, manufaktur, atau fesyennya. Saya kira di Jawa Barat sudah lengkap semua. Ini menjadi fokus sasaran kami," katanya.
Menurut Braman, provinsi lainnya yang akan menjadi perhatian berikutnya adalah provinsi Sumsel yang mempunyai potensi dan prospek ekonomi di bidang pertanian, perkebunan dan perikanan.
"Begitu pula Provinsi Aceh yang dari sektor perkebunannya mempunyai prospek di bidang minyak nilam, karet, kopi, dan sebagainya," tuturnya pula.