REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mengaku belum akan menaikkan suku bunga kreditnya dalam waktu dekat. Meskipun, Bank Indonesia (BI) telah dua kali menaikkan suku bunga acuannya menjadi 4,75 persen.
"Saya pikir kita akan evaluasi dulu, apakah dengan kenaikan suku bunga akan ada lanjutan adjustment dari BI. Mengingat di US (Amerika Serikat) akan menaikkan bunga secara bertahap," ujar Direktur BCA Santoso saat dihubungi Republika.co.id, Senin, (4/6).
Jika ada adjustment dari BI di kemudian hari, kata dia, maka perseroan akan melakukan penyesuaian suku bunga kredit. "Kita lihat dua sampai tiga bulan ke depan seperti apa," tegasnya.
Ia menambahkan, ada beberapa hal pula yang dijadikan pertimbangan bank sebelum mengubah berbagai kebijakan. Di antaranya, likuiditas dana di pasar.
Hal yang sama dinyatakan Bank Mayapada. Direktur Utama Bank Mayapada Hariyono Tjahjarijadi menilai, sejauh ini likuiditas perbankan masih likuid dan normal. Dengan begitu, perseroan masih belum berencana menaikkan suku bunga kredit untuk sekarang.
"Kami masih mengamati pengaruh kenaikan suku bunga acuan ke suku bunga deposito saat ini. Kami akan melihat perkembangan ke depannya," tutur Hariyono.
Ia menegaskan, hal itu perlu dilakukan sebelum Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) III ini memutuskan kenaikan suku bunga kredit. Dengan begitu, perubahan suku bunga kredit Bank Mayapada tergantung sebesar apa dampak suku buku acuan BI terhadap suku bunga deposito.
Sebelumnya, Bank Tabungan Negara (BTN) juga mengaku belum akan menyesuaikan besaran suku bunga kreditnya. Pasalnya, masih mengamati pergerakan pasar.
Direktur Keuangan BTN Iman Nugroho Soeko berharap, sampai lebaran, perseroan belum perlu menyesuaikan suku bunga kreditnya. Meski begitu, Iman tidak memungkiri, naiknya suku bunga acuan BI memengaruhi likuiditas bank.