Senin 19 May 2025 15:55 WIB

BI Diprediksi Turunkan Suku Bunga Jadi 5,5 Persen, Ini Alasannya

Stabilnya rupiah dan inflasi rendah jadi dasar pelonggaran kebijakan moneter.

Rep: Eva Rianti/ Red: Gita Amanda
Chief Economist Bank Mandiri, Andry Asmoro, memprediksi Bank Indonesia (BI) akan memangkas suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 25 basis poin menjadi 5,5 persen dalam RDG Mei 2025. (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak A
Chief Economist Bank Mandiri, Andry Asmoro, memprediksi Bank Indonesia (BI) akan memangkas suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 25 basis poin menjadi 5,5 persen dalam RDG Mei 2025. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Chief Economist Bank Mandiri, Andry Asmoro, memprediksi Bank Indonesia (BI) akan memangkas suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 25 basis poin menjadi 5,5 persen dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Mei 2025. Prediksi ini seiring dengan stabilnya nilai tukar rupiah dan meredanya ketegangan global.

“Kalau memang rupiahnya relatif stabil, kami melihat adanya ruang pemangkasan suku bunga acuan 25 basis poin di RDG bulan ini, dari 5,75 persen menjadi 5,5 persen,” ujar Andry dalam Konferensi Pers Economic Outlook Kuartal II 2025 Bank Mandiri, Senin (19/5/2025).

Baca Juga

Ia menyebutkan konsensus pasar memperkirakan BI Rate akan berada di level 5,25 persen. Menurutnya, kondisi ekonomi global saat ini cukup kondusif untuk memberikan pelonggaran kebijakan moneter.

Faktor eksternal yang mendukung antara lain meredanya perang dagang Amerika Serikat–China dan tercapainya kesepakatan genjatan senjata antara India dan Pakistan. Situasi ini dinilai memberikan sentimen positif bagi penguatan rupiah. “Momentumnya saya rasa pas. Pertama, untuk menopang pertumbuhan ekonomi nasional. Kedua, tekanan terhadap rupiah sudah tidak sebesar di awal kuartal I lalu,” jelas Andry.

Ia menambahkan, inflasi masih dalam kisaran target BI yakni 2,5±1 persen. Berdasarkan analisis makroekonomi Bank Mandiri, inflasi 2025 diperkirakan berada di angka 2,38 persen. “Terakhir, rentang suku bunga kita dibandingkan negara-negara lain juga masih relatif kompetitif,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement