Kamis 31 May 2018 09:40 WIB

Rupiah Meninggalkan Level Rp 14 Ribu per Dolar AS

Penguatan rupiah terjadi sehari setelah kenaikan suku bunga acuan.

Petugas menunjukan pecahan uang dolar Amerika Serikat dan rupiah di salah satu gerai penukaran mata uang asing, di Jakarta (ilustrasi)
Foto: ANTARA
Petugas menunjukan pecahan uang dolar Amerika Serikat dan rupiah di salah satu gerai penukaran mata uang asing, di Jakarta (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi bergerak menguat sebesar 38 poin menjadi Rp 13.955 dibanding posisi sebelumnya Rp 13.993 per dolar AS. Penguatan terjadi sehari setelah Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuannya.

Namun, menurut analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Kamis (31/5),   kenaikan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 4,75 persen sebenarnya sudah price in. Pelaku pasar tampaknya sudah memperkirakan kenaikan yang dicapai dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia insidental di bawah gubernur baru BI, Perry Warjiyo.

"Alhasil, rupiah pun tidak banyak mengalami pergerakan. Bahkan, harapan untuk mengalami kenaikan pun juga tidak terjadi seiring sudah ter-price in-nya sentimen tersebut," ujar Reza.

Menurut Reza, pergerakan rupiah lebih banyak merespons negatif kondisi global. Laju mata uang euro mengalami penurunan dibandingkan dolar AS setelah pelaku pasar mengkhawatirkan kondisi politik di Italia.

Ia menuturkan, fluktuasi rupiah yang cenderung berkurang diharapkan masih membuka peluang rupiah untuk kembali menguat. "Selain itu, diharapkan sentimen dari dinaikkannya suku bunga acuan dapat direspons positif untuk membuka peluang kenaikan rupiah," kata Reza.

Di sisi lain, pergerakan dolar AS di pasar valas global cenderung berbalik melemah setelah euro menguat. Penguatan euro terjadi setelah adanya potensi dilakukannya referendum dan koalisi partai untuk mengatasi kemelut politik di pemerintahan Italia.

Sementara itu, rupiah diestimasikan akan bergerak dengan kisaran support Rp 13.970 per dolar AS dan resisten Rp 13.988 per dolar AS. Dana Moneter Internasional (IMF) menilai kenaikan suku bunga acuan yang dilakukan BI dalam rapat dewan gubernur (RDG) pada Kamis (17/5) dan Rabu (30/5) merupakan keputusan tepat.

"Kenaikan suku bunga merupakan keputusan tepat untuk mengantisipasi terjadinya risiko," kata Director of Asia & Pacific Department of the IMF Changyong Rhee dalam pernyataan yang diterima di Jakarta, Rabu malam.

Rhee mengatakan, keputusan untuk menaikkan suku bunga acuan total mencapai 50 basis poin dari sebelumnya 4,25 persen menjadi 4,75 persen merupakan respons untuk menjaga kemungkinan kenaikan inflasi inti dari penguatan dolar AS, suku bunga acuan di tingkat global dan harga minyak dunia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement