Selasa 15 May 2018 10:58 WIB

IHSG Kembali Bertengger di Zona Merah

Pelemahan hanya bersifat sementara setelah sempat menyentuh level terendah.

Karyawan mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ilustrasi (Republika/ Tahta Aidilla)
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Karyawan mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ilustrasi (Republika/ Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali melemah, Selasa(15/5) pagi. Indeks saham dibuka turun 0,35 persen atau 21,08 poin di level 5.926,08.

Sekitar pukul 10.00 WIB, IHSG semakin terperosok ke zona merah. Pelemahannya mencapai 1,03 persen atau 61,26 poin ke level 5.885.Kemudian pukul 10.23 WIB, indeks saham melemah 1,11 persen atau 65,75 poin. Dengan begitu berada di posisi 5.881,41.

Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan, IHSG melemah sejak kemarin. "Pergerakan IHSG di awal pekan cenderung terjadi pelemahan. Adanya teror bom yang terjadi berturut-turut seolah menghentikan aksi beli lanjutan sehingga kenaikan IHSG yang diharapkan dapat berlanjut sejak Jumat tampaknya belum terjadi," ujarnya di Jakarta, (15/5).

Di sisi lain, kata dia, tertahannya aksi beli juga disebabkan aksi tunggu pelaku pasar dalam melihat kondisi makroekonomi global yang berimbas pada pergerakan nilai tukar Rupiah. Aksi jual pada saham-saham telekomunikasi menekan indeks infrastruktur dan berimbas pada sejumlah saham-saham di sektor lainnya.

Diperkirakan IHSG hari ini akan berada di kisaran support 5.914-5.927 dan resisten 5.957-5.974. "Pelemahan yang terjadi terlihat hanya sementara dimana pasca menyentuh level terendahnya di level 5.534,4 IHSG mampu kembali naik," katanya.

Lebih lanjut, kata Reza, sentimen dari kondisi dalam negeri berupa teror bom hanya bersifat sementara yaitu pelaku pasar kaget akan kejadian tersebut dan langsung melakukan aksi jual. Hanya saja, kata dia, aksi tersebut hanya sementara hingga aksi beli mampu mengangkat IHSG meski masih lebih rendah dari penutupan sebelumnya.

"Diharapkan pelaku pasar dapat mengurangi kepanikan dan kekhawatiran berlebih terhadap kondisi yang ada sehingga dapat membuat pasar keuangan mampu kembali menguat. Meski demikian, tetap mewaspadai terhadap sentimen-sentimen yang dapat membuat IHSG kembali melemah," tutur Reza.

Deputi Direktur Bidang Advisory dan Pengembang Ekonomi Kantor Perwakilan BI Sulut MHA Ridhwan mengatakan, fundamental ekonomi Indonesia relatif kuat, sehingga tidak mudah digoyahkan dengan aksi terorisme saat ini."Kita tidak perlu khawatir karena dasar ekonomi Indonesia relatif baik dan kuat," kata Ridhwan di Manado, Selasa (15/5).

Dia mengatakan, adanya pelemahan nilai tukar rupiah, lebih dominan disebabkan karena tekanan mata uang dolar yang menguat seiring dengan recovery perekonomian Amerika.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement