REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengingatkan pentingnya stabilitas harga pangan untuk mendorong konsumsi rumah tangga yang belum tumbuh optimal sesuai potensi.
"Kalau konsumsi sangat sensitif terhadap kenaikan harga seperti pangan, pemerintah terus berupaya menjaga stabilitas," kata Sri Mulyani di Jakarta, Senin (7/5).
Sri Mulyani mengatakan stabilitas harga ini bisa membantu peningkatan konsumsi rumah tangga selama 2018, apalagi tidak ada persoalan daya beli karena laju inflasi sejak awal tahun relatif rendah.
"Dengan inflasi yang masih cukup rendah, kami optimistis ini cukup terjaga," katanya.
Ia juga menyakini konsumsi rumah tangga yang hanya tumbuh 4,95 persen pada kuartal I-2018 dapat lebih baik pada kuartal berikutnya karena ada momen Lebaran maupun penyelenggaraan Asian Games.
"Semua itu akan membuat konsumsi di kuartal II dan III diharapkan lebih tinggi," ujar mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini.
Sebelumnya, BPS mencatat konsumsi rumah tangga tumbuh 4,95 persen pada kuartal I-2018 yang didukung oleh sejumlah peningkatan fenomena belanja masyarakat.
Fenomena tersebut antara lain rata-rata tingkat penghunian kamar hotel dalam periode ini yang tumbuh 4,62 persen atau lebih tinggi dari kuartal I-2017 yang tumbuh 2,31 persen.
Selain itu, penjualan eceran untuk sandang ikut tumbuh 8,83 persen, setelah pada kuartal I-2017 terkontraksi 5,68 persen.
Bantuan sosial tunai dari pemerintah tumbuh 87,61 persen pada triwulan I-2018, atau lebih tinggi dibandingkan kuartal I-2017 yang hanya tumbuh 2,86 persen.
Terakhir, adanya nilai transaksi kartu debit dan kredit yang tumbuh 11,7 persen, atau menguat dibandingkan kuartal I-2017 yang hanya tumbuh 9,25 persen.
Meski tumbuh sebesar 4,95 persen, pencapaian konsumsi rumah tangga ini tidak lebih baik dari pencapaian periode sama 2017 yang hanya mencapai 4,94 persen.
Komponen pengeluaran lainnya yang ikut tumbuh pada triwulan I-2018 adalah konsumsi LNPRT 8,09 persen, konsumsi pemerintah 2,73 persen, Pembentukan Modal Tetap Bruto 7,95 persen, ekspor 6,17 persen dan impor 12,75 persen.
Seluruh komponen pengeluaran ini memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi pada kuartal I-2018 yang tercatat sebesar 5,06 persen (yoy) atau lebih baik dari periode tahun lalu 5,01 persen.