REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla mengatakan, ekonomi Indonesia masih memiliki peluang untuk tumbuh lebih baik. Di kawasan ASEAN pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di posisi menengah dan masih mempunyai kesempatan untuk tumbuh.
"Kita tahu pertumbuhan (ekonomi) kita dalam dua tahun terakhir sekitar 5 persen, dengan tumbuh 5 persen berarti ada peluang untuk tumbuh lebih baik. Kalau kita sudah (tumbuh) 7 atau 8 (persen) itu barangkali peluangnya sudah stop disitu," ujar Jusuf Kalla ketika membuka Munas Apindo ke-10 di Hotel Grand Sahid Jaya, Selasa (24/4).
Jusuf Kalla menjelaskan, pertumbuhan ekonomi dapat dicapai dengan investasi pemerintah, investasi pengusaha, dan konsumsi. Investasi pemerintah yakni meningkatkan perbaikan dan pembangunan infrastruktur agar memberikan kemudahan investasi bagi pengusaha di dalam negeri maupun asing. Selain itu, pembangunan infrastruktur tersebut juga sebagai upaya pemerintah untuk mengefisienkan perekonomian.
Pemerintah juga berkomitmen untuk memperbaiki kendala-kendala yang dikeluhkan oleh pengusaha dalam mengurus perizinan investasi. Saat ini, Badan Koordinasi Penanaman Modal telah memperbaiki proses perizinan tersebut sehingga lebih efisien.
Di sisi lain, pemerintah juga telah mengatur ulang perizinan tenaga kerja asing melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penggunaan Tenaga Kerja Asing.
Lihat juga, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Naik Tipis.
Menurut Jusuf Kalla, dalam tataran global pergerakan tenaga kerja asing sudah tidak bisa dihindari. Jika Indonesia mempersulit perizinan tenaga kerja asing, maka akan tertinggal dengan negara lain seperti Vietnam dan Thailand. Akibatnya, investasi asing di Indonesia menjadi tertinggal dari negara tetangga. "Secara umum akan memberikan manfaat investasi lapangan kerja dan juga kemajuan," ujar Jusuf Kalla.
Jusuf Kalla mengatakan, tenaga kerja asing dibutuhkan oleh Indonesia sebagai modal pembangunan dan investasi. Sebab, tanpa tenaga kerja asing maka tidak akan ada investasi dan alih teknologi di dalam negeri.