REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia, menurut Wakil Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arcandra Tahar memiliki potensi minyak dan gas bumi laut dalam yang cukup potensial untuk dikembangkan. Seperti yang terdapat di wilayah Indonesia bagian timur. Untuk mengembangkan potensi migas laut dalam tersebut Indonesia membutuhkan investor.
"Tantangan lain di sisi hulu adalah pengembangan lapangan laut dalam di Indonesia. Lapangan laut dalam Indonesia diyakini memiliki potensi signifikan. Tetapi kami juga menghadapi tantangan besar ke depan terkait pengembangannya," ujar Arcandra melalui keterangan tertulisnya, Ahad (15/4).
Dia menambahkan, pengembangan migas di laut dalam memerlukan kolaborasi antara pemerintah dan kontraktor untuk mencapai target on-stream. Dukungan pemerintah dalam pembangunan perairan dalam diformulasikan dalam kebijakan untuk memberikan insentif bagi proyek-proyek laut dalam.
Norwegia, menurut Arcandra memiliki keahlian dan pengalaman dalam pengembangan minyak dan gas bumi di laut dalam. "Hari ini, saya ingin menyampaikan harapan pemerintah Indonesia bahwa kami ingin belajar tentang lepas pantai dari Norwegia," harap Arcandra.
Perusahaan migas internasional juga masih menaruh minat yang tinggi untuk berpartisipasi dalam upaya eksplorasi hulu migas Indonesia utamanya laut dalam dan wilayah timur Indonesia. Norwegia menjadi mitra yang tepat dalam menyelenggarakan workshop ini mengingat sejarah panjang negara ini dalam mengembangkan industri migas di negaranya.
Arcandra menilai, Indonesia membutuhkan pertukaran pengetahuan dan pengalaman dengan Norwegia dalam upaya meningkatkan produksi dari lapangan laut dalam. Duta Besar Norwegia untuk Republik Indonesia, Vegard Kalee mengatakan, kerja sama antara Indonesia dan Norwegia dalam bidang energi, terus mengalami peningkatan.
"Ada peningkatan jumlah perusahaan energi kami di Indonesia dan Indonesia memiliki peluang pasar yang menarik dalam minyak dan gas serta energi bersih. Kami berharap dapat memperkuat kerja sama kami untuk berkembang di sektor energi Indonesia," ujar Vegard Kalee.