Selasa 25 Nov 2025 15:41 WIB

108 Cekungan Migas Belum Tergarap, Pemerintah Genjot Eksplorasi Migas Nasional

108 cekungan lain masih menyimpan peluang eksplorasi yang luas.

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Wamen ESDM) Yuliot Tanjung.
Foto: Republika/Erik Purnama Putra
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Wamen ESDM) Yuliot Tanjung.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri (Wamen) Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung mengungkapkan besarnya potensi migas nasional yang belum tergarap optimal. Ia menyampaikan dari 128 cekungan migas yang telah teridentifikasi di Indonesia, hanya 20 yang dikembangkan, sedangkan 108 cekungan lain masih menyimpan peluang eksplorasi yang luas.

Wamen ESDM menilai kekayaan data di 108 cekungan tersebut menjadi pijakan penting untuk memperkuat ketahanan energi. Pemerintah mendorong percepatan eksplorasi guna mendukung target peningkatan produksi migas nasional, termasuk 1 juta barel minyak per hari dan 12 miliar kaki kubik gas per hari.

Baca Juga

“Pada tahun 2025 dan 2026, pemerintah mengalokasikan anggaran signifikan dan memberdayakan Badan Geologi untuk melakukan survei 2D dan 3D tingkat lanjut,” ujar Yuliot di Jakarta, Selasa (25/11/2025).

Ia menerangkan langkah tersebut membuka jalan bagi eksplorasi yang lebih masif untuk menuju target produksi pada 2029. Pemerintah menyiapkan landasan regulasi guna memastikan potensi cekungan yang belum tergarap dapat menarik investasi. Dua regulasi baru diterbitkan, yakni Peraturan Pemerintah No 28 Tahun 2025 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko dan Peraturan Menteri ESDM No 14 Tahun 2025 tentang Kerja Sama Pengelolaan Sebagian Wilayah Kerja untuk Peningkatan Produksi Minyak dan Gas Bumi. Keduanya dirancang menciptakan mekanisme kerja sama yang transparan serta efisien bagi investor.

Kementerian ESDM juga menyiapkan 75 blok migas yang tersebar di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Papua, dan wilayah lepas pantai. Seluruh blok masuk kategori siap dikembangkan melalui mekanisme penugasan atau lelang reguler. Saat ini terdapat sembilan blok yang sudah ditunjuk untuk digarap badan usaha, dengan blok lain dalam proses finalisasi untuk mempercepat peningkatan produksi nasional.

Peningkatan produksi migas juga ditempuh melalui strategi teknik dan pengembangan lapangan. Pemerintah memperluas identifikasi cadangan yang belum ditemukan, menerapkan enhanced oil recovery (EOR) dan waterflood di lapangan yang punya prospek tinggi, serta mengoptimalkan sumur-sumur yang tidak terpakai. Upaya ini ditujukan memaksimalkan kapasitas wilayah kerja eksisting agar kontribusinya meningkat secara bertahap.

“Pemerintah juga membangun infrastruktur yang meliputi jaringan pipa transmisi dan distribusi migas, peningkatan kapasitas kilang dalam negeri, tangki penyimpanan minyak, hingga jumlah pengiriman kargo migas,” tutur Yuliot.

Pada rangkaian Grand Launching of Indonesia Oil and Gas Exploration, pemerintah menandatangani pengelolaan Wilayah Kerja Perkasa yang memiliki potensi sumber daya 228 MMBO atau 1,3 TCF. Perjanjian tersebut mencakup bonus tanda tangan senilai 300 ribu dolar AS dan komitmen pasti 2,25 juta dolar AS yang mencerminkan minat kuat investor dalam pengembangan wilayah kerja migas.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement