Ahad 08 Apr 2018 18:20 WIB

Bank Syariah Perlu Penguatan Modal

Bank syariah belum bisa berpartisipasi secara maksimal.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Citra Listya Rini
Rencana IPO BRI Syariah. Petugas melayani transaksi nasabah di kantor layanan BRI Syariah, Jakarta, Jumat (6/4).
Foto: Republika/ Wihdan
Rencana IPO BRI Syariah. Petugas melayani transaksi nasabah di kantor layanan BRI Syariah, Jakarta, Jumat (6/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perbankan syariah dinilai perlu melakukan penguatan permodalan. Sebab, penebalan modal akan mendorong ekspansi bisnis perbankan syariah dan mengejar ketertinggalan dari perbankan konvensional.

Direktur Utama BRI Syariah, Moch Hadi Santoso mengatakan, pertumbuhan kinerja industri syariah memang tidak secepat industri konvensional. Hal tersebut dikarenakan bank-bank syariah modalnya terbatas.

Saat ini, baru satu bank masuk kategori Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) III, kebanyakan masuk BUKU II dan BUKU I juga masihbanyak. Artinya, modal mereka kecil, sehingga kewenangan-kewenangan atau untuk ekspansi yangbesar tidak bisa, kata Hadi kepada wartawan di Kantor Pusat BRI, Jakarta, pekan lalu.

Hadi menambahkan, meskipun program pemerintah saat ini sangat besar, bank syariah belum bisa berpartisipasi secara maksimal. Sebab, kewenangan untuk ekspansi masihterbatas.

Terlebih bagi bank BUKU I dan II. Misalnya bank BUKU I dan II belumbisa menjadi bank kustodian, belum bisa menjadi wali amanat untuk trusty, dan belum bisa membuka kantor cabang di luar negeri. "Dengan menjadi BUKU III, bisnis kami akan lebih leluasa sehingga bisa melayanimasyarakat lebih luas," kata Hadi.

BRI Syariah menargetkan menjadi bank BUKU III pada tahun ini. Salah satu upayanya melalui penawaran umum perdanan saham atau initial public offering (IPO). Sesuai ketentuan regulator, bank BUKU III memiliki modal inti minimal Rp 5 triliun. Saat ini, modal inti BRI Syariah sebesar Rp 3,4 triliun.

Nantinya, setelah menjadi BUKU III, BRI Syariah akan memperluas bisnis. Salah satunya wali amanat trusty. "Sebenarnya kami sudah punya izin tapi karena masih BUKU II jadi belum bisa dioperasionalkan," ujarnya.

Selain itu, potensi keuangan syariah juga masih banyak yang bisa dikembangkan. Antara lain, pengelolaan dana haji, zakat, wakaf, infaq dan sedekah. Dari sisi industrisyariah, potensinya antara lain busana muslim, industri halal seperti makanan, kosmetik dan obat, serta pariwisata halal.

Di sisi lain, tahun ini BRI Syariah juga meningkatkan ekspansi kantor cabang. Saat ini, jumlah kantor cabang BRI Syariah sebanyak 54 unit dan 270 unit kantor cabang pembantu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement