Rabu 04 Apr 2018 17:05 WIB

Pedagang Mengeluh Masih Repot Gunakan E-Money

Pedagang mengaku kewalahan melayani konsumen dengan e-Money

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Andi Nur Aminah
e-Money Edisi Khusus Star Wars. Enam seri kartu uang elektronik Bank Mandiri edisi khusus Star Wars di Jakarta, Rabu (13/12). Penerbitan uang elektronik edisi khusus ini sejalan dengan strategi perseroan dalam pengembangan bisnis uang elektronik yang inspiratif dan unik
Foto: Wihdan Hidayat/Republika
e-Money Edisi Khusus Star Wars. Enam seri kartu uang elektronik Bank Mandiri edisi khusus Star Wars di Jakarta, Rabu (13/12). Penerbitan uang elektronik edisi khusus ini sejalan dengan strategi perseroan dalam pengembangan bisnis uang elektronik yang inspiratif dan unik

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penggunaan e-Money Bank Mandiri di PD Pasar Jaya disambut baik pedagang. Meski demikian ada juga yang kesulitan dalam menggunakan transaksi nontunai tersebut.

Yuyun (44 tahun), salah satu pedagang sayur di Pasar Mayestik Jakarta Selatan mengaku kewalahan melayani konsumen dengan e-Money. Kerepotan itu terutama dirasakannya pada Sabtu, saat banyak konsumen yang mengantre untuk bertransaksi. "Banyak sih (yang pakai e-Money, Red) tapi kadang-kadang saya sendiri berjaga suka susah, repot," ujarnya yang telah berjualan di Pasar Mayestik sejak 2006.

Semua pedagang yang masuk dalam pilot project Bank Mandiri dengan PD Pasar Jaya ini mendapat pinjaman alat pembaca kartu atau dongle. Yuyun mengatakan, selama program ujicoba satu bulan alat tersebut dipinjamkan oleh Bank Mandiri dan potensi untuk menyewa atau membelinya. "Kalau sukses ya mungkin kita kredit per hari, cicilan sehari Rp 5.000 gampang sih, murah," kata dia.

Direktur Bisnis Kecil dan Jaringan Bank Mandiri Hery Gunardi mengatakan, pihaknya belum menetapkan berapa harga yang akan dibebankan kepada pedagang untuk alat tersebut. Namun ia memastikan tidak akan memberatkan pedagang di tengah upaya penerapan cashless di Tanah Air. "Cash itu mahal, untuk memproduksi uang, mengirimkannya dan diperlukan asuransi," ujar dia.

Dari 80 juta transkasi per hari, ia melanjutkan, 92 persennya adalah nontunai baik melalui phone banking, internet banking dan lainnya. Menurutnya, elektronifikasi di masyarakat dipegaruhi edukasi.

Jika edukasinya cepat dan lancar, kata dia, masyarakat akan mengerti keuntungannya dan membuat adopsi uang elektronik lebih cepat. Dia mengatakab, tantangan yang dihadapi dalam elektronifikasi ini yakni top up atau isi ulang kartu.  "Memang kita harus memperbanyak outlet untuk top up," katanya.

Isi ulang kartu elektronik tidak hanya bisa dilakukan di ATM maupun kantor cabang tapi juga di berbagai merchant yang ada. Namun, khusus untuk existing customer, pihaknya mengimbau untuk mengunduh Mandiri Online. "Jadi yang basisnya android bisa top up di situ," ujar dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement