Kamis 15 Mar 2018 08:41 WIB

Wall Street Terus Melemah Tertekan Data Ekonomi Negatif

Penjualan ritel terus mengecewakan, terutama komponen tiket terbesar mobil.

Wall Street (ilustrasi)
Foto: VOA
Wall Street (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Saham-saham di Wall Street memperpanjang kerugian mereka pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB). Karena para investor mencerna sejumlah laporan ekonomi yang secara umum negatif.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 248,91 poin atau 1,00 persen menjadi ditutup pada 24.758,12 poin. Indeks S&P 500 kehilangan 15,83 poin atau 0,57 persen menjadi berakhir di 2.749,48 poin. Indeks Komposit Nasdaq berkurang 14,2 poin atau 0,19 persen menjadi ditutup di 7.496,81 poin.

Perkiraan awal penjualan ritel dan jasa-jasa makanan di AS untuk Februari 2018 mencapai 492 miliar dolar AS, turun 0,1 persen dari bulan sebelumnya. Angkanya gagal memenuhi konsensus pasar untuk kenaikan 0,4 persen, Departemen Perdagangan mengatakan pada Rabu (14/3).

"Penjualan ritel terus mengecewakan, terutama komponen-komponen tiket terbesar mobil dan furnitur. Perkiraan PDB akan direvisi turun lagi," kata Chris Low, kepala ekonom FTN Financial, dalam sebuah catatan.

Dalam laporan terpisah, departemen tersebut mengatakan bahwa persediaan produsen dan perdagangan diperkirakan mencapai 1.917 miliar dolar AS pada Januari, naik 0,6 persen dari angka Desember. Sementara itu, Indeks Harga Produsen untuk permintaan akhir naik 0,2 persen pada Februari, disesuaikan secara musiman, sesuai dengan perkiraan pasar, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Selasa (13/3).

Pada basis yang tidak disesuaikan, indeks permintaan akhir meningkat 2,8 persen untuk 12 bulan yang berakhir pada Februari. Para investor juga terus memantau Gedung Putih, setelah Presiden Donald Trump memecat Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson dan menggantikannya dengan Kepala CIA (Central Intelligence Agency) Mike Pompeo.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement