Ahad 04 Mar 2018 18:46 WIB

Kementan: Harga Gabah Masih Tinggi

BPS mencatat nilai tukar petani menurun.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nur Aini
Sejumlah pekerja mengeringkan gabah di pelataran penggilingan padi/ilustrasi
Foto: Antara
Sejumlah pekerja mengeringkan gabah di pelataran penggilingan padi/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan, harga gabah masih tinggi, meski Badan Pusat Statistik menyebutkan Nilai Tukar Petani (NTP) sepanjang Februari menurun karena penurunan harga jual gabah.

"Yang jelas, harga gabah kering panen sebesar Rp 4.400 per kilogram. Masih tinggi kan," ujar Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Sumarjo Gatot Irianto saat ditanya Republika.co.id, Ahad, (4/3).

Sebelumnya, BPS mencatat, penurunan NTP mencapai 0,57 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Rata-rata harga beras medium di penggilingan sebesar Rp 10.215 per kilogram atau mengalami kenaikan 0,37 persen dibandingkan Januari 2018 yang sebesar Rp 10.177 per kilogram. Harga beras belum mengalami penurunan meski harga gabah dilaporkan sudah mulai turun.

"Harga beras di penggilingan masih naik tipis dibandingkan Januari 2018. Kita masih menunggu panen," ujar Kepala BPS Suhariyanto.

Ia mengatakan, rata-rata harga Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani pada Februari 2018 sebesar Rp 5.207 per kilogram atau turun sebesar 3,84 persen dibandingkan sebelumnya. Sedangkan rata-rata harga Gabah Kering Giling (GKG) pada Februari 2018 di tingkat petani sebesar Rp 5.961 per kilogram atau turun 0,68 persen dibandingkan Januari 2018.

Ia mengaku, saat ini sudah mulai terjadi penurunan harga gabah. Meski begitu, penurunan belum merata karena panen raya belum terjadi. "Mulai ada penurunan harga gabah. Sudah terjadi panen walaupun belum panen raya. Diprediksi panen raya itu pada pertengahan Maret hingga April," ujar Suhariyanto.

Baca juga: Nilai Tukar Petani Menurun, Ini Penyebabnya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement