Rabu 28 Feb 2018 17:20 WIB

Yusuf Mansyur Bantah Sudah Siapkan Dana untuk Bank Muamalat

Bank Muamalat tengah mencari investor untuk right issue.

Red: Nur Aini
Aktivitas perbankan di Bank Muamalat, Jakarta, Kamis (28/9).
Foto: Republika/Yasin Habibi
Aktivitas perbankan di Bank Muamalat, Jakarta, Kamis (28/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Yusuf Mansyur membantah dirinya sedang menyiapkan dana untuk menjadi investor PT Bank Muamalat Tbk. Muamalat, bank syariah tertua di Indonesia, sedang melakukan "rights issue" atau Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu dengan target perolehan dana Rp 4,5 triliun guna memperkuat permodalan.

"Nggak ada. Nggak pernah bicara siapkan dana," kata Yusuf di Kantor Bank Muamalat, Jakarta, Rabu (28/2).

Menurut Yusuf, saat ini fokusnya adalah dengan merangkul jamaah dan umat untuk membuka rekening tabungan secara bersama-sama di Bank Muamalat. Selain itu, Paytren, perusahaan finansial berbasis teknologi (fintech) milik Yusuf juga akan bekerja sama dengan Muamalat. Namun skema kerja sama itu masih dibicarakan antara kedua pihak. "Ini aja kalau lancar akan menjadi bantuan umat yang signifikan," ujarnya.

Yusuf, Rabu siang ini, mengerahkan ribuan jamaahnya untuk mendatangi kantor pusat Bank Muamalat, di Kuningan, Jakarta, guna bersama-sama melakukan pembukaan rekening. Selain ribuan jamaah tersebut, Yusuf mengklaim sebanyak 2,2 juta pengguna Paytren juga akan bekerja sama dengan Muamalat.

Masing-masing pengguna Paytren, kata Yusuf, akan membuka rekening dengan saldo minimum Rp 100 ribu. Dengan begitu, hitungan kasarnya, Muamalat bisa mendapat Dana Pihak Ketiga (DPK) minimal Rp 220 miliar hanya dari pembukaan rekening baru ini.

Ditemui ditempat yang sama, Direktur Utama Muamalat, Achmad Permana menjelaskan saat ini proses "right issue" masih berlangsung. Pihaknya menargetkan pada semester I ini Muamalat akan mendapatkan investor yang akan mengucurkan dananya bagi Muamalat. "Semester I kita sudah dapat," ujarnya.

Muamalat sedang mencari investor untuk proses "rights issue", setelah PT Minna Padi Investama yang sebelumnya sepakat menjadi pembeli siaga tidak mampu memenuhi kewajibannya sebelum tenggat waktu yang ditentukan. Bank Muamalat harus bersih-bersih pembiayaan bermasalah atau "non-financing loan" (NFL). Per Kuartal III-2017 NPF Muamalat masih 4,5 persen. Sedangkan rasio kecukupan modal (CAR) Muamalat per kuartal III 2017 di kisaran 11,5 persen.

Baca juga: Yusuf Mansyur Yakin Muamalat Jadi Bank Syariah Terbesar

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement