Senin 26 Feb 2018 19:28 WIB

Cara Female FoodPreneur Sokong Wirausahawan Kuliner

Kontribusi kuliner terhadap nilai ekraf di 2016 capai 43 persen dari Rp 922 triliun.

Rep: Khoirul Azwar/ Red: Budi Raharjo
Female FoodPreneur
Foto: Female FoodPreneur
Female FoodPreneur

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) terus berupaya melahirkan pengusaha baru yang menopang ekonomi kreatif serta menjadi tulang punggung perekonomian nasional. Upaya ini pun turut didukung oleh Female FoodPreneur yang berusaha melahirkan pengusaha muda.

Ketua Umum Female FoodPreneur Yanty Melianty Isa mengatakan, Female FoodPreneur merupakan perkumpulan pengusaha wanita yang bergerak di bisnis kuliner dan penerima beasiswa studi singkat Food Production and Processing di Griffith University, Brisbane, Australia. Female FoodPreneur memproduksi dan menjual beragam jenis produk makanan dan minuman dari seluruh Indonesia dan menawarkan peluang usaha, seperti seminar untuk publik, distributor, bisnis franchise, serta menyediakan pelatihan kewirausahaan bisnis kuliner.

”Female FoodPreneur sudah banyak mengadakan pelatihan dan seminar kewirausahaan di bidang kuliner. Kami mengenalkan aneka macam produk dan peluang usaha kuliner, menyalurkan ide bisnis, membuka akses pasar yang lebih luas di Indonesia maupun global, serta memberdayakankan masyarakat,” ujar Yanty di Jakarta.

Yanty melanjutkan, langkah Female FoodPreneur ini selaras dengan program Pemerintah mengembangkan dunia kewirausahaan, khususnya pengusaha di sektor kuliner. Apabila merujuk data Bekraf, dia menyebutkan. kontribusi sektor kuliner terhadap nilai ekonomi kreatif di  2016 mencapai 43 persen dari Rp 922 triliun.

Pengusaha kuliner sekaligus pendiri dan CEO  PT MagFood Inovasi Pangan ini, optimistis pertumbuhan bisnis kuliner akan semakin prospektif ke depan. Keyakinan Yanty ini didasari pada jumlah populasi penduduk Indonesia yang mencapai 250 juta jiwa dan sekitar 65 persen dari jumlah total populasi penduduk itu adalah anak muda.

Female FoodPreneur, lanjut Yanti, memproyeksikan bisnis kuliner di masa mendatang bakal kian berkembang, karena mudah beradaptasi dengan gaya hidup dan perubahan perilaku konsumen. ”Karena itu, pengetahuan kami tentang bisnis kuliner dituangkan ke berbagai program kewirausahaan dan pendidikan bisnis kuliner untuk masyarakat yang ingin mendalami bisnis kuliner,” ujarnya.  

Gaya hidup dan perubahan perilaku konsumen bakal semakin dinamis seiring dengan pertumbuhan kelas menengah baru. Riset Mckinsey Global Institute, memperkirakan populasi kelas menengah Indonesia di tahun 2030 akan bertambah menjadi 135 juta jiwa, atau naik 200 persen dari 45 juta jiwa di tahun 2012.  

Penambahan kelas menengah ini diyakini berbagai pihak akan memacu daya beli masyarakat. “Nantinya, tingginya daya beli masyarakat akan berdampak positif untuk semua sektor ekonomi, termasuk sektor kuliner,” tambah Yanty seraya menyebutkan Female Foodpreneur memasarkan aneka macam produk kuliner di platform konvesional dan digital.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement