Selasa 20 Feb 2018 20:47 WIB

Tabungan Lebaran Bank Sampah Favorit Warga Malang

Tiap tahun BSM mampu mengelola dana tabungan nasabah hingga Rp 630 juta

Rep: Rakhmat Hadi Sucipto/ Red: Hiru Muhammad
 Seorang pegawai Bank Sampah Malang (BSM) sedang melayani nasabah di Kantor BSM Malang, Senin (19/12). BSM mempunyai jenis Tabungan Lebaran yang menjadi favorit warga Kota Malang.
Foto: Dok Rakhmat Hadi Sucipto
Seorang pegawai Bank Sampah Malang (BSM) sedang melayani nasabah di Kantor BSM Malang, Senin (19/12). BSM mempunyai jenis Tabungan Lebaran yang menjadi favorit warga Kota Malang.

REPUBLIKA.CO.ID,  MALANG -– Warga Kota Malang, Jawa Timur, makin memfavoritkan Tabungan Lebaran dari Bank Sampah Malang (BSM). “Dari total dana tabungan di Bank Sampah Malang, lebih dari 71 persen adalah Tabungan Lebaran,” ungkap Direktur Bank Sampah Malang Kartika Ikasari, di Malang, Senin (19/2).

Setiap tahun, BSM mampu menerima dan mengelola dana tabungan nasabah hingga Rp 630 juta. Ini angka lumayan besar karena BSM bukan seperti bank-bank pada umumnya, tetapi sebuah bank yang mengelola sampah.

“Nah, dari dana itu, kebanyakan warga Kota Malang tertarik pada Tabungan Lebaran. Ini nanti menjelang bulan puasa Ramadhan atau pas Ramadhan pasti orang ramai mengantre mau ambil Tabungan Lebaran,” jelas Kartika.

Setelah Lebaran, menurut Kartika, warga akan mulai mencicil Tabungan Lebaran tersebut. Begitulah kebiasaan mereka setiap tahun. Mereka menganggap tabungan sampah dalam bentuk Tabungan Lebaran sangat bermanfaat.

“Tabungan apapun di sini juga tak bisa diambil setiap waktu. Minimal tabungan sudah mengendap selama sebulan baru bisa diambil. Kalau baru setengah bulan, tabungan mereka ya setengah masih sampah, setengah lagi yang jadi duit,” katanya.

Kartika mengatakan, ada jenis tabungan lainnya selain Tabungan Lebaran. Di antaranya, Tabungan Reguler, Pendidikan, Sembako, Kepedulian Sosial, Lingkungan, dan Asuransi Kesehatan.

Khusus perputaran dana di BSM, menurut Kartika, mencapai Rp 300 juta per bulan. Dari dana sebanyak itu, rata-rata BSM menganggarkan Rp 50 juta untuk biaya operasional dan membayar gaji 15 pegawainya.

Perkembangan BSM, menurut Kartika, lumayan signifikan. Saat ini sudah ada 570 unit Bank Sampah yang wilayah layanannya tak hanya di Kota Malang, tetapi juga sudah menyebar ke Malang Raya, mencapai Kabupaten Malang dan Batu.

Kartika menuturkan, BSM merupakan bank sampah induk yang berada di Kota Malang dengan berbadan hukum koperasi. BSM bekerja sama dengan corporate social responsibility (CSR) PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) dalam mengembangkan operasionalnya di seluruh Kota Malang.

Manajer Komunikasi Hukum dan Administrasi PT PLN Distribusi Jawa Timur, G Wisnu Yulianto, merasa bersyukur BSM saat ini lebih berkembang. Apalagi, jangkauannya makin luas hingga ke Kabupaten Malang dan Batu.

Yang lebih penting lagi, kata Wisnu, kehadiran BSM ini menimbulkan efek domino positif. Sampah bisa dikelola dengan baik sehingga kota menjadi lebih bersih. Setiap pemangku kepentingan pun makin sadar dengan pengelolaan sampah, mulai dari anak-anak sekolah dasar, SMP, SMA, hingga perguruan tinggi. Seluruh instansi pemerintah dan swasta di Kota Malang juga makin sadar untuk menjaga lingkungan. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement