Senin 12 Feb 2018 16:48 WIB

Investasi di Gojek, Astra Akselerasi Bisnis Digital

Kolaborasi dengan Gojek akan memberikan nilai tambah bagi bisnis Astra.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Budi Raharjo
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara (tengah) mengangkat bendera bersama Presiden Direktur PT Astra International Tbk Prijono Sugiarto (kanan) dan CEO & CO-Founder GO-JEK Nadiem Makariem (kiri) seusai penandatanganan kerja sama Investasi antara Astra Internasional dengan GO-JEK di Jakarta, Senin (12/2).
Foto: Antara/Muhammad Adimadja
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara (tengah) mengangkat bendera bersama Presiden Direktur PT Astra International Tbk Prijono Sugiarto (kanan) dan CEO & CO-Founder GO-JEK Nadiem Makariem (kiri) seusai penandatanganan kerja sama Investasi antara Astra Internasional dengan GO-JEK di Jakarta, Senin (12/2).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Presiden Direktur PT Astra Internasional Tbk Prijono Sugiarto menilai Gojek merupakan pemain utama dalam ekonomi digital Indonesia. Hal tersebut menjadi salah satu alasan Astra menyuntikan dana segar senilai dua triliun rupiah.

Dengan alasan tersebut, Prijono akan mengakselerasi bidang digital Astra. "Kolaborasi dengan Gojek akan memberikan nilai tambah bagi bisnis Astra serta mengakselerasi inisiatif Astra di bidang digital," kata Prijono di kawasan Senayan, Jakarta, Senin (12/2).

Dia menjelaskan program Astra digital berkaitan dengan database yang dimiliki selama penjualan motor dan mobil. Prijono menuturkan dalam satu tahun Astra berhasil menjual hampir 4,5 juta motor dan 600 ribu mobil.

Jika dikonsolidasikan semuanya, lanjut dia, hampir lebih dari sepuluh sampai 15 juta database yang dimiliki. "Kami ingin database ini berguna dan bermanfaatbbagi ekosistem yang ada di Astra," ujar Prijono.

Selain itu, dia juga masih akan melihat bagaimana bentuk kolaborasi yang akan dibuat Astra dengan Gojek. Hanya saja, Prijono menegaskan bukan begitu saja Astra akan begitu saja terintegrasi dengan layanan pembayaran digital Gojek yaitu Gopay karena penandatanganan investasi tersebut baru dilakukan hari ini (12/2).

Sementara itu, Prijono juga melihat mayoritas mobil dan motor yang dipakai para pengemudi Gojek dimungkinkan dari Astra namun tidak secepat itu akan tersingkronisasi begitu saja untuk masa depan investasinya. "Gojek memiliki pengemudi motor sekitar 600 ribu dan mobil 200 ribu. Tentu kita akan menunggu dong kebutuhan Gojek tapi kan tidak ada sesuatu yang instan," ungkap Prijono.

Dia melihat tetap ada masa depan yang menjanjikan setelah berkolaborasi dengan Gojek. Dia menegaskan, kolaborasi yang dilakukan Astra dengan Gojek bukan hanya sekedar ingin menjual mobil dan motor.

"Terlalu picik kalau itu (menjual motor dan mobil) saja. Tidak mau saya investasi 150 juta dolar AS (sekitar Rp 2 triliun) kalau cuma mau buat jual mobil dan motor. Mending saya bikin outlet kalau cuma buat jual mobil dan motor," jelas Prijono.

Dia yakin kerja sama dengan Gojek dalam jangka panjang bisa lebih dari hal tersebut. Terutama, lanjut Prijono, untuk mengoptimalkan bisnis masing-masing di era digital saat ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement