Rabu 07 Feb 2018 09:53 WIB

BKF Sampaikan Kemajuan Ekonomi Indonesia ke Moody's

Pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,07 persen dan inflasi di level 3,6 persen.

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Nidia Zuraya
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Suahasil Nazara. (Republika/Agung Supriyanto)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Suahasil Nazara. (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Suahasil Nazara akan menyampaikan kondisi perekonomian Indonesia kepada lembaga pemeringkat kredit global Moody's Investor Service. Ia mengaku, Moody's akan melakukan studi terhadap perekonomian Indonesia.

"Saya merasa kondisi ekonomi Indonesia secara fundamental makro maupun fiskal cukup terjaga. Tentu kita harapkan hal ini dilihat oleh siapapun yang menilai Indonesia dan ini akan kita sampaikan ketika ada kunjungan Moody's," ujar Suahasil di Jakarta, Selasa (6/2).

Suahasil mengaku hal itu tercermin dari kondisi perekonomian Indonesia sepanjang 2017. Seperti diketahui, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,07 persen dengan inflasi terjaga di level 3,6 persen.

Ia mengaku, defisit fiskal juga terjaga di sekitar 2,5 persen. Salah satu capain positif, menurut Suahasil, adalah pencapaian pajak terutama dari Pajak Pertambahan Nilai (PPN) bisa tumbuh hingga di atas 16 persen pada 2017.

photo
Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi sebesar 5,07 persen pada 2017 meleset dari target yang ditetapkan yakni sebesar 5,2 persen. Meski begitu, Suahasil mengaku cukup puas dengan pencapaian pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2017.

"Perekonomian kita kan tidak terlalu jauh rentangnya dari 5,2 persen. Pertumbuhan di level 5,07 atau 5,1 persen ini cukup membahagiakan," ujar Suahasil.

Selain itu, menurut Suahasil, pencapaian perekonomian Indonesia sudah cukup tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara lain. Ia mengaku, Indonesia masih menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi ketiga di antara negara G20.

"Kita harapkan ini dilihat terus oleh dunia internasional baik rating agency, investor, atau yang lain yang memang secara terus menerus memperhatikan kita," ujar Suahasil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement