Sabtu 03 Feb 2018 04:07 WIB

Angkasa Pura I Raih Keuntungan Rp 1,6 Triliun

Selama 2017, AP I mencatat peningkatan trafik pesawat sebesar 3,5 persen.

Angkasa Pura I
Foto: angkasapuraproperti.co.id
Angkasa Pura I

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- PT Angkasa Pura I (Persero) sepanjang tahun 2017 membukukan laba bersih (unaudited) sebesar Rp 1,6 triliun. Angka itu tumbuh 39 persen jika dibandingkan tahun 2016 sebesar Rp 1,1 triliun.

"Selain itu, perusahaan pengelola 13 bandara di kawasan tengah hingga timur Indonesia ini berhasil membukukan pendapatan operasional sebesar Rp 7,1 triliun atau meningkat 17 persen dibandingkan tahun 2016 sebesar Rp 6,1 triliun," ujar Direktur Utama AP I Faik Fahmi, di Jakarta, Jumat.

Dari pendapatan operasional tersebut, Rp 4,2 triliun berasal dari bisnis aeronautika yang meliputi Pelayanan Jasa Pendaratan, Penempatan, dan Penyimpanan Pesawat Udara (PJP4U). Selanjutnya, Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PJP2U), layanan aviobridge, check-in counter", dan layanan baggage handling system.

Sisanya Rp 2,9 triliun berasal dari bisnis non-aeronautika yang meliputi sewa ruang, konsesi, reklame, parkir, peron, lounge, event promotion, dan lainnya. "Peningkatan pendapatan tersebut sejalan dengan pertumbuhan penumpang, pesawat, dan kargo, seiring dengan upaya perusahaan menginisiasi program pengembangan destinasi wisata collaborative destination development (CDD) yang berkerja sama dengan pemerintah daerah serta terus meningkatkan fasilitas dan kualitas pelayanan bandara," tutur Faik.

Selama 2017, AP I mencatat peningkatan trafik pesawat sebesar 3,5 persen dari 764.531 pergerakan pada 2016 menjadi 791.496 pergerakan pada 2017. Sementara itu trafik penumpang tumbuh 6 persen dari 84,7 juta orang pada 2016 menjadi 89,7 juta orang pada 2017.

Sedangkan trafik kargo tumbuh 11,4 persen dari 362 juta kg pada 2016 menjadi 403 juta kg pada 2017. "Perusahaan telah menggelontorkan dana investasi tahun 2017 sebesar Rp4,6 triliun yang terdiri atas Rp 2,3 triliun untuk pengembangan bandara dan Rp 2,3 triliun untuk investasi bidang keselamatan dan pelayanan," ujar Faik Fahmi.

Sementara itu, pada 2017 perusahaan memperoleh beberapa penghargaan internasional seperti Bandara Juanda Surabaya yang meraih penghargaan Bandara Paling Tepat Waktu di Dunia kategori Bandara Besar (10-20 juta penumpang per tahun) dari Lembaga Analis Perjalanan Udara asal Inggris OAG.

Sedangkan Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali yang meraih predikat "The 3rd World Best Airport" pada kategori 15-25 juta penumpang per tahun pada ajang "Airport Service Quality (ASQ) Awards" oleh Airport Council International (ACI), dan Bandara Sultan Hasanuddin Makassar yang meraih penghargaan sebagai "The Most Improved Airport in Asia Pacific" pada ajang yang sama ASQ Awards.

"Di samping itu, perusahaan juga berhasil mengurangi jumlah bandara yang merugi yaitu 5 bandara di tahun 2016 menjadi 3 bandara di 2017. Ketiga bandara tersebut yaitu bandara yang memang jumlahnya penumpang di bawah 2 juta orang per tahun seperti Bandara El Tari Kupang, Bandara Pattimura Ambon, dan Bandara Frans Kaisiepo Biak," papar Faik Fahmi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement