REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Malang menegaskan akan terus berusaha melakukan operasi pasar. Hal ini perlu dilakukan mengingat harga beras di beberapa daerah terutama Malang terus melonjak dari waktu ke waktu.
Kepala Disdag (Kadisdag) Kota Malang, Wahyu Setianto mengatakan, kelangkaan memang terjadi di beberapa titik termasuk Malang. Di Kota Malang, saat ini harga beras medium per kilogramnya dibanderol Rp 13 ribu dari yang sebelumnya Rp 10 ribu.
"Dan untuk menstabilkan harga, operasi pasar perlu dilakukan di beberapa titik, seperti Pasar Besar, Pasar Blimbing, Pasar Dinoyo, Pasar Kebalen, dan Pasar Tawangmangu," kata Wahyu saat ditemui wartawan di Kota Malang, Rabu (17/1).
Sementara untuk pemenuhan kebutuhan, ujarnya, Disdag juga mengaku tengah terus berkoordinasi dengan Bulog. Koordinasi ini penting karena saat ini lahan pertanian di Malang semakin berkurang. Kondisi ini membuat Malang mustahil dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
Di sisi lain, Wahyu juga menegaskan, tidak menemukan distributor yang melakukan penimbunan. Berdasarkan pemantauan di lapangan, terdapat sedikit keterlambatan dari pemasok ketika mendistribusikan beras ke pasar. Hal ini menimbulkan kelangkaan dalam jangka waktu tertentu dan berimbas pada harga beras. "Sepertinya hanya kurang koordinasinya saja, kalau menimbun belum ada penemuan," kata Wahyu.
Menurut Wahyu, kenaikan harga beras lantaran banyak petani yang gagal panen di musim hujan. Kondisi ini jelas berpengaruh buruk pada jumlah pasokan beras di Kota Malang.