Sabtu 13 Jan 2018 03:02 WIB

Petani Khawatir Impor Beras Bersamaan dengan Musim Panen

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Nur Aini
Panen padi di Demak, Jawa Tengah.
Foto: Humas BKP Kementan.
Panen padi di Demak, Jawa Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Sejumlah petani di selatan Kabupaten Sukabumi khawatir rencana impor beras pemerintah bersamaan waktunya dengan awal panen. Pasalnya, jika benar dilakukan maka dikhawatirkan menyebabkan harga beras di pasaran pada musim panen mengalami penurunan.

Hal ini menyikapi rencana pemerintah yang akan mengimpor beras dari Thailand dan Vietnam pada akhir Januari 2018. "Kalau dilakukan bersamaan dengan musim panen maka dikhawatirkan akan merugikan petani, " ujar Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Surade, Sukabumi H Sahlan kepada Republika.co.id, Jumat (12/1).

Menurut dia, musim panen padi di selatan Sukabumi akan berlangsung pada akhir Januari atau awal Februari 2018 serta mencapai puncaknya di pertengahan dan akhir Februari. Sehingga dikhawatirkan keberadaan impor beras ini akan menjatuhkan harga beras dari produk lokal.

Petani, ungkap Sahlan, berharap jika pemerintah tetap melakukan impor maka harus disesuaikan dengan kebutuhan. "Jangan sampai keberadaan beras impor melimpah dan bersaing dengan beras lokal di pasaran," katanya.

Sahlan mengatakan, harga beras pada musim panen ini diharapkan bisa sesuai dengan keinginan petani atau di atas biaya operasional. Dalam artian, petani masih berharap adanya keuntungan ketika menanam padi.

Selama ini, ujar Sahlan, petani menanam padi juga dengan memperhatikan aspek sosial.  "Kami menanam padi selain untuk memenuhi ketahanan keluarga juga digunakan oleh orang lain baik Sukabumi, Jawa Barat maupun nasional, " kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement