Kamis 21 Dec 2017 17:36 WIB

Bank Muamalat Bagi Dividen Rp 4 Miliar

Rep: Fuji Pratiwi / Red: Satria K Yudha
 Aktivitas perbankan di Bank Muamalat, Jakarta, Kamis (28/9).
Foto: Republika/Yasin Habibi
Aktivitas perbankan di Bank Muamalat, Jakarta, Kamis (28/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI) akan membagikan dividen yang dibayarkan secara tunai kepada seluruh pemegang saham Indonesia sebesar lima persen dari laba bersih perusahaan tahun buku 2016 atau senilai Rp 4,205 miliar.

Pembagian dividen ini berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank Muamalat yang telah digelar pada Rabu (20/9). Adapun dividen tahun buku 2016 akan dibagikan kepada pemegang saham Indonesia yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham perseroan per tanggal 19 Desember 2017. 

Direktur Utama Bank Muamalat Indonesia Achmad K Permana mengatakan nilai dividen yang dibagikan adalah sebesar Rp 3,14 per lembar saham. ''Jumlah yang ditetapkan tersebut telah memerhatikan kebutuhan dan aspirasi para pemegang saham Indonesia,'' ungkap Permana dalam keterangan tertulis kepada Republika.co.id, Kamis (21/12).

Pembagian dividen, lanjut Permana, tidak terlepas dari kinerja Bank Muamalat Indonesia yang stabil. Dari sisi laba, pada 2016 Bank Muamalat Indonesia membukukan laba bersih sebesar Rp 80,5 miliar. Nilai ini meningkat 8,1 persen dari perolehan pada tahun buku 2015.

''Langkah-langkah aksi korporasi untuk penguatan modal Bank Muamalat Indonesia terus dilakukan, di antaranya melalui hak memesan efek terlebih dahulu (right issue) yang prosesnya sedang berjalan saat ini,'' kata Permana. 

Ia menyampaikan, saat ini Bank Muamalat Indonesia semakin meningkatkan peran, kontribusi, sekaligus porsi pangsa pasarnya dalam industri perbankan syariah nasional. Saat ini Bank Muamalat Indonesia akan senantiasa menumbuhkan bisnis ritel dan tetap menjaga portofolio bisnis korporasi di level moderat.

Bank Muamalat Indonesia optimistis pada 2018 bisnis perseroan akan semakin agresif dan tidak rentan terhadap dampak gejolak ekonomi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement