REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu (20/12), bergerak menguat sebesar 13 poin menjadi Rp 13.563 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp 13.576 per dolar AS.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan bahwa ketidakpastian terkait pemilihan suara menegenai RUU pemangkasan pajak di Amerika Serikat memicu pelemahan dolar AS terhadap mata uang dunia, termasuk rupiah. "Dolar AS berada di bawah tekanan, sebagian investor sudah memperkirakan dampak dari reformasi pajak, selain itu harapan bahwa reformasi akan memicu penguatan dolar AS dianggap berlebihan," katanya di Jakarta, Rabu (20/12).
Ia menambahkan eforia reformasi pajak cenderung mereda, sehingga membuat pergerakan dolar AS cenderung terbatas. Di sisi lain, pelaku pasar juga terlihat berhati-hati terhadap prospek ekonomi AS.
Di sisi lain, lanjut dia, dolar AS yang cenderung tertahan juga seiring dengan antisipasi pelaku pasar terhadap data sektor perumahan serta izin bangunan di Amerika Serikat untuk melihat kekuatan pasar perumahan di sisa tahun ini. Sementara itu, Ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail mengatakan bahwa pergerakan mata uang rupiah diperkirakan cenderung mendatar setelah dalam beberapa hari terkahir cenderung melemah terhadap dolar AS.
"Kebutuhan dolar AS yang besar menjelang akhir tahun serta minimnya sentimen positif yang beredar di pasar membuat gerak rupiah terbatas," katanya.