Rabu 13 Dec 2017 09:39 WIB

Pertamina akan Tingkatkan Porsi Energi Baru Terbarukan

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Gita Amanda
Bersiap. Direktur Utama Pertamina Elia Massa Manik alam bersiap untuk melakukan pembukaan Pertamina Energy Forum 2017 di Jakarta, Selasa (12/12).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Bersiap. Direktur Utama Pertamina Elia Massa Manik alam bersiap untuk melakukan pembukaan Pertamina Energy Forum 2017 di Jakarta, Selasa (12/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) terus berkomitmen meningkatkan porsi Energi Baru Terbarukan (EBT), sejalan dengan target porsi nasional sebesar 23 persen dari total bauran energi nasional pada tahun 2025. Direktur Gas Pertamina, Yenni Andayani mengatakan sebagai perusahaan negara, Pertamina terus berkomitmen meningkatkan porsi energi tersebut, di tengah pergeseran bisnis energi yang mengarah ke pengembangan EBT.

"Ini adalah komitmen kuat dari Pertamina untuk kita mengembangkan potensi bisnis Energi Baru dan Terbarukan di Indonesia," ujar Yenni melalui keterangan tertulisnya, Rabu (13/12).

Dia mengungkapkan, Pertamina melihat dari dua parameter dalam mengembangkan EBT, yakni economy attractiveness atau seberapa menarik sebuah proyek dari sisi ekonomi. Serta technology maturity atau ketersediaan teknologi yang mendukung. "Kedua paramater tersebut adalah pertimbangan kita dalam mengeksekusi kesempatan bisnis," katanya.
 
Energi Baru Terbarukan masuk ke dalam high priority (high economy attractiveness & technology maturity). Yang telah dieksekusi Pertamina antara lain, geothermal, biodiesel, biomass, mini hydro, dan solar PV. Disamping itu, ada juga beberapa EBT yang masih harus dilakukan evaluasi dan pengembangan komersil, seperti wind power, hydro large, bioavture dan bioethanol.
 
"Salah satu yang kita kembangkan saat ini adalah Solar PV. Saat ini sudah terinstal sebesar satu Mega Watt dari instalasi PV di kantor pusat Pertamina dan area perumahan kilang Cilacap. Hal ini akan terus berkembang ke area, unit dan anak perusahaan Pertamina yang lain di seluruh Indonesia," ujar Yenni.
 
Pertumbuhan ekonomi yang cukup signifikan di Cina, India dan Asia Tenggara sejak tahun 2000 telah mendorong peningkatan permintaan akan energi. Sejauh ini minyak dan gas bumi masih menjadi sumber energi utama, namun ke depan peran sumber energi terbarukan akan semakin signifikan.
 
Peran penting sektor energi terbarukan terlihat dari terus meningkatnya investasi dan permintaan terhadap energi terbarukan, serta perhatian negara-negara di Asia terhadap investasi di sektor energi terbarukan. Disamping itu secara global, pertumbuhan sektor energi terbarukan saat ini, telah melewati pertumbuhan sektor batubara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement