REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pariwisata mulai mengembangkan wisata digital sebagai salah satu langkah untuk mendongkrak wisata di Indonesia sebagai jawaban akan tantangan perkembangan zaman saat ini.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan bahwa di dunia baru Indonesia yang mengembangkan pola destinasi wisata digital. "Kalau ini berhasil, maka akan membuat pariwisata Indonesia berbeda karena di dunia belum ada paket wisata digital ini," katanya di sela-sela Rapat Koordinasi Nasional Kementerian Pariwisata di Jakarta, Selasa (12/12).
Arief menjelaskan wisata digital, yakni wisata yang menawarkan dan memenuhi kebutuhan digital, artinya pergi ke suatu destinasi untuk kemudian difoto dan diunggah ke media sosial. Dia menambahkan kebutuhan digital tersebut meningkat seiring dengan kebutuhan kaum milenial. "Yang paling penting mereka bisa mendapatkan foto atau selfie yang jika dilihat di media sosial, lebih indah dari aslinya," katanya.
Pola wisata tersebut, kata dia, dipengaruhi akan kebutuhan pengakuan kaum milenial, semakin diakui, maka semakin puas. "Kenapa destinasi digital ini penting karena memenuhi kebutuhan akan pengakuan atau 'esteem'. Kenapa sekarang kita suka foto bareng, selfie di satu tempat ketemu dengan tokoh atau makanan tertentu karena ingin diakui secara sadar atau tidak. Ingin paling cepat," katanya.
Saat ini, dia mengatakan sudah sangat umum menawarkan paket wisata ajang atau "event" dan penawaran terbaik atau "hot deals". "Paket 'Amazing Thailand' itu berdasarkan event, kalau berdasarkan 'hot deal' sudah ada, yang tidak ada destinasi digital, unik," katanya.
Arief mengatakan pihaknya tengah menggandeng Generasi Pesona Indonesia (Genpi) untuk mempromosikan destinasi digital yang akan dikembangkan di 14 provinsi, saat ini sudah berhasil tujuh yang dikembangkan dengan mengusung nama "pasar".
Dia menyebutkan komponen penting dalam pariwisata saat ini, yaitu penempatan atau "positioning" (esteem economy), destinasi yang berbeda (destinasi digital), dan "branding" (Kids Zaman Now).
"Kids Zaman Now 70 persen eksis di dunia maya, dunia digital, media pun sebagai saluran menuju ke sana," katanya.
Untuk mendukung hal itu, kata dia, perlu dikembangkan destinasi digital, yaitu destinasi yang layak difoto, layak diunggak ke media sosial dan mendatangkan banyak respon positif, seperti "likes", komentar, memposting ulang "repost" atau dibagikan ke teman yang lain (share). "Makin 'instgramable', makin bagus," katanya. Untuk itu, Arief mengatakan harus semakin diperkuat promosi, terutama untuk meraup pasar anak muda zaman sekarang.