Senin 11 Dec 2017 13:01 WIB

Pemerintah Sebut Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen Berkualitas

Red: Nur Aini
Menko Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyampaikan sambutan saat peresmian Gerbang Pembayaran Nasional atau National Payment Gateway (NPG) di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Senin (4/12).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Menko Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyampaikan sambutan saat peresmian Gerbang Pembayaran Nasional atau National Payment Gateway (NPG) di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Senin (4/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menyatakan pertumbuhan ekonomi domestik yang walau saat ini hanya tumbuh di kisaran lima persen dalam dua tahun terakhir, merupakan pertumbuhan ekonomi yang sudah berkualitas.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, pertumbuhan ekonomi dalam negeri diiringi dengan perbaikan pada indikator sosial seperti tingkat kemiskinan, tingkat pengangguran, dan tingkat ketimpangan.

"Paling tidak tingkat kemiskinan, tingkat pengangguran, dan Gini Ratio turun. Indikator kita dua tahun terakhir sebetulnya walau pertumbuhannya tidak tinggi sekali, sekarang pada angka 5-5,1 persen, tetapi ia diiringi dengan perbaikan indikator lain yang menunjuk pada kualitas pertumbuhan," ujar Darmin saat menjadi pembicara kunci dalam Seminar Outlook Industri 2018 di Jakarta, Senin (11/12).

Darmin menambahkan, satu indikator lain yang menunjukkan semakin berkualitasnya pertumbuhan ekonomi Indonesia yaitu meningkatnya peran sektor industri sebagai motor penggerak ekonomi. "Masih ada satu indikator lain yang jarang dikemukakan oleh para analis, yaitu peran sektor industri sebagai motor penggerak ekonomi, namanya adalah perubahan struktural dalam perekonomian atau perubahan struktur ekonomi. Kalau dibarengi lagi dengan perubahan struktur ekonomi, maka tidak ada keraguan pertumbuhan ekonomi itu berkualitas," kata Darmin.

Ia juga menuturkan, pertumbuhan ekonomi 5,1 persen memang tidak terlalu tinggi, namun termasuk tinggi dibandingkan negara-negara besar di dunia seperti Cina dan India. Selain itu, kata Darmin, pertumbuhan ekonomi saat ini juga diiringi dengan laju inflasi yang relatif terkendali, di mana dalam tiga tahun terakhir inflasi semakin rendah dan bergerak menuju angka tiga persen. "Tingkat harga-harga tiga tahun terakhir itu berkisar di antara 3-3,5 persen. Itu tidak pernah kita alami secara konsekutif atau berturut-turut, bahkan di masa pemerintahan Orde Baru pada waktu pertumbuhan ekonomi cukup tinggi, lebih tinggi dari sekarang 7-8 persen, pasti tingkat inflasinya 'double digit'," ujar Darmin.

Untuk laju inflasi sepanjang tahun ini sendiri, Darmin memperkirakan laju inflasi akan mencapai 3,1 persen, lebih rendah dibandingkan target pemerintah dalam APBN-P 2017 4,3 persen. "Inflasi November kan 2,9 persen, sehingga akhir tahun tidak akan meleset banyak dari 3,1 persen," kata Darmin.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement