Senin 04 Dec 2017 18:55 WIB

1,1 Juta Hektare Lahan Padi akan Panen Bulan Ini

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Nidia Zuraya
Lahan persawahan
Foto: Republika
Lahan persawahan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Seluas 1,1 juta hektare lahan pertanian padi akan panen pada Desember. Hal tersebut membuat adanya jaminan produksi beras menjelang natal dan tahun baru (nataru).

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan, angka tersebut jika dikurangi lahan yang terdampak banjir masih tetap memenuhi kebutuhan nasional. Menurutnya, lahan terdampak akibat banjir sebesar 40 ribu hektare.

"Artinya tersisa 1 juta 60 ribu hektare. Jika lahan tersisa tersebt panen bisa sedikitnya menghasilkan enam juta ton gabah atau tiga juta ton beras," ujarnya, Senin (4/12).

Kebutuhan konsumsi beras sendiri secara nasional sebesar 2,6 juta ton per bulan. Dengan begitu, ada surplus sebesar 400 ribu ton pada panen bulan ini.

Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya Arief Prasetyo Adi mengatakan, stok di PIBC terus dijaga berada di atas 30 ribu ton sebagai acuan aman. Hari ini, pasokan yang datang ke PIBC mencapai empat ribu ton beras.

Beras tersebut bersumber dari hampir seluruh sentra beras diantaranya Cirebon (Jawa Barat) menyumbang sebesar 19,44 persen, Karawang (Jawa Barat) sebesar 20.90 persen. Untuk Jawa Tengah mensuplai sebesar 29,44 persen dari stok PIBC. Sementara bantuan dari Bulog hanya 6,7 persen untuk digelontorkan pada saat operasi pasar.

Selain Jawa, kondisi surplus di Sulawesi dan harga yang cukup baik membuat provinsi tersebut turut menyumbang pasokan ke PIBC. Apalagi, di tengah pulau Jawa yang sedang menghadapi bencana.

"Kita ambil sekitar 400 kontainer untuk tambahan," kata dia. Ia melanjutkan, kontribusi Sulawesi di PIBC saat ini bisa mencapai di atas 10 persen.

Harga beras yang dijual di PIBC telah mengikuti aturan HET untuk kualitas medium dan premium. Diakui Arief saat ini kualitas beras di PIBC lebih banyak yang medium atas. Untuk medium bawah yang dijual dengan harga Rp 7.800 per kg hanya mencapai 15 hingga 20 persen dari pasokan.

"Sisanya beras medium up," ujar dia.

Hal ini dikarenakan kualitas gabah yang baik membuat penggilingan menghasilka banyak beras kualitas premium. Harga jual premium pun dirasa lebih menguntungkan. Namun, menurutnya setelah panen pasokan di PIBC akan kembali dipenuhi beras kualitas bawah atau harga rendah.

Namun guna menjaga ketersediaan beras medium harga murah, sebanyak 18 ribu ton beras Bulog digelontorkan.

"Itu yang kita minta untuk stabilkan Cipinang," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement