REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Kepala Divisi Hubungan Investor PT Astra International Tbk (Astra) Tira Ardianti mengatakan gangguan daya beli masyarakat yang terjadi terutama pada periode semester I-2017 turut mempengaruhi penjualan sepeda motor.
"Pada semester I-2017, konsumen roda dua terpengaruh oleh 'administered price' untuk STNK, BPKB, dan tarif listrik yang membuat orang-orang 'kaget'," kata Tira Ardianti, ditemui usai lokakarya di Cianjur, Jawa Barat, Kamis (9/11).
Ia menilai kalangan masyarakat pada sektor industri rumah tangga harus melakukan penyesuaian serta restrukturisasi biaya ketika harga barang yang diatur pemerintah naik. Hal itu membuat mereka harus menghemat dan menjaga pengeluaran.
Selain pengaruh harga barang yang diatur pemerintah terhadap gangguan daya beli masyarakat, Tira mengatakan ada dampak panen yang tertunda di beberapa daerah pada semester I-2017.
"Situasi pada enam bulan pertama 2017 ada pengaruh penundaan panen di beberapa lokasi. Setelah periode semester I lewat, semester II sudah ada panen sehingga membantu penjualan sepeda motor," kata dia pula.
Sesuai data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), penjualan domestik motor Honda meningkat dua persen pada kuartal III 2017 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya dan memiliki pangsa pasar 74,6 persen (3,2 juta unit). Namun, penjualan unit sepeda motor berbagai merek secara keseluruhan pada kuartal III 2017 menurun tipis dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Penjualan sepeda motor hingga kuartal III 2017 tercatat 4,34 juta unit dan penjualannya pada kuartal III 2016 tercatat sebanyak 4,35 unit. Sejak Januari hingga September 2017, Astra telah meluncurkan 7 model sepeda motor baru dan 14 model permak (revamped) dengan rentang harga Rp 17 juta hingga Rp 575 juta.