Jumat 03 Nov 2017 08:26 WIB

Inggris Naikkan Suku Bunga Sejak Satu Dekade Terakhir

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Kantor Bank of England.
Foto: Reuters
Kantor Bank of England.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Untuk pertama kali dalam satu dekade terakhir, Bank Sentral Inggris (BOE) menaikkan suku bungan acuan. Suku bunga yang terakhir ditetapkan pada 2007 sebesar 0,25 persen akan menjadi 0,5 persen.

Gubernur BOE Mark Carney mengatakan, kenaikan suku bunga ini kemungkinan akan dilakukan dua kali lagi dalam tiga tahun ke depan. Ia berharap perbankan dapat menjaring lebih banyak nasabah tabungan dan yakin dampak terhadap kredit tidak akan berlangsung segera, demikian dilansir BBC, Jumat (3/11).

Carney melihat warga Inggris sudah mahir dalam pengelolaan keuangan dan sebagian besar mereka mengambil kredit rumah cicilan tetap. Itu berarti akan ada waktu penyesuaian sebelum kenaikan suku bunga memengaruhi cicilan mereka.

BOE memprediksi, hampir dua juta debitur perumahan belum pernah merasakan kenaikan suku bunga sejak mereka mulai mengajukan kredit. Dari 8,1 juta debitur perumahan, 46 persennya memilih kredit bunga tidak tetap. Kenaikan suku bunga ini akan menaikkan tambahan biaya cicilan rumah warga Inggris sekitar 12 euro sebulan.

Kebijakan ini diputuskan Dewan Gubernur BOE dengan mempertimbangkan jumlah pengangguran yang rendah, inflasi yang mulai naik, dan mulai pulihnya ekonomi global. Carney sendiri berharap pertumbuhan ekonomi Inggris bisa mencapai 1,7 persen dalam beberapa tahun ke depan. Karena itulah kebijakan kenaikan suku bunga ini dilakukan bertahap hingga akhirnya nanti bisa mencapai satu persen.

Carney melihat ke depan, tantangan terbesar BOE adalah menangani dampak Inggris dari Uni Eropa (Brexit), baik bagi internal maupun terhadap UE sendiri. BOE menargetkan inflasi akan ada di kisaran dua persen. Meskipun faktanya inflasi Inggris mencapai tiga persen pada September 2017 lalu, yang tertinggi sejak April 2012.

Penasihat ekonomi EY Item Club, Howard Archer, mengatakan BOE kenaikan suku bunga menjadi 0,5 persen sendiri bukan langkah akhir. Pihaknya memang melihat masih ada kemungkinan kenaikan suku bunga lagi. Bagaimana pun, keputusan Brexit berdampak terhadap ekonomi.

Sektor swasta sendiri sudah mengantisipasi kenaikan suku bunga ini. Namun mereka juga memperingatkan dampak bila suku bunga terus naik. Asosiasi UKM Inggris menyatakan mereka harus berjuang menelan kenaikan suku bunga ini.

Para ekonom melihat kenaikan suku bunga ini akan berdampak signifikan bagi ekonomi Inggris. Sebab, suku bunga Inggris saat ini masih ditekan rendah sejak krisis keuangan terjadi.

Kepala ekonom Aberdeen Standard Investments, Lucy O'Carroll, mengatakan kenaikan suku bunga ini lebih pada simbolisme ketimbang dampak ekonominya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement