REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Satuan tugas (Satgas) Pangan Polri akan kembali mengintensifkan pengawasan terhadap komoditas pangan pokok jelang perayaan Natal dan Tahun Baru. Kepala Satgas Pangan Polri Irjen Pol Setyo Wasisto mengatakan, pihaknya akan fokus pada pengawasan distribusi barang pokok demi memastikan tidak ada keterlambatan pasokan yang berpotensi menimbulkan gejolak harga.
"Kami punya pengalaman ketika 2015 terjadi kemacetan panjang yang tidak diprediksi pada saat Natal. Jadi, angkutan pangan tersendat," tutur dia, di Kementerian Perdagangan, Kamis (2/11).
Belajar dari pengalaman tersebut, Satgas Pangan akan berkoodinasi dengan kementerian dan lembaga terkait untuk memastikan pasokan dan alur distribusi bahan pokok berjalan lancar. Setyo menyebut, pihaknya akan memfokuskan pengawasan distribusi barang khususnya di daerah yang mayoritas penduduknya merayakan Natal, seperti Nusa Tenggara Timur, Sumatra Utara, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara dan Maluku.
Selain itu, pengawasan juga akan dilakukan pada daerah yang menjadi tujuan favorit wisatawan seperti Bali dan Pulau Jawa. Adapun waktu pengawasan akan dilakukan mulai 1 Desember 2017 sampai 10 Januari 2018.
Sementara itu, Kementerian Perdagangan bersama dengan Bulog akan kembali melakukan operasi pasar untuk menstabilkan harga beras, utamanya beras kualitas medium yang mengalami kenaikan sekitar 5-10 persen. Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, operasi pasar ini terutama ditujukan untuk memastikan harga bahan pangan pokok terkendali jelang Natal dan Tahun Baru.
Berdasarkan laporan Bulog, perusahaan plat merah tersebut saat ini memiliki cadangan beras medium sebanyak 1,7 juta ton. Sementara, Pasar Induk Beras Cipinang memiliki stok lebih dari 50 ribu ton beras. "Berapa pun kebutuhannya, akan kita gelontorkan," kata Enggar.