REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengharapkan Ketua The Fed yang baru mempunyai keahlian komunikasi yang jelas agar pelaku pasar tidak berspekulasi terhadap kondisi ekonomi global.
"Kami berharap yang dipilih memiliki ketenangan dalam komunikasi agar 'clear', jelas, tenang, dan berbasis data sehingga 'market' bisa memiliki prediksi jelas dan tidak berspekulasi," kata Sri Mulyani di Jakarta, Kamis (2/11).
Sri Mulyani mengatakan keahlian komunikasi itu bisa tercermin dari pimpinan The Fed saat ini sehingga segala kebijakan normalisasi Bank Sentral AS bisa diproyeksikan dampaknya terhadap pergerakan nilai tukar.
Terkait keputusan Bank Sentral AS yang baru memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan, Sri Mulyani mengharapkan ketepatan arah kebijakan ini bisa diteruskan di masa mendatang.
"Ini akan sangat mempengaruhi sentimen pelaku pasar global terhadap persepsi kebijakan AS dan sentimen negara lain di luar AS. Kita tahu arahnya akan normalisasi, namun belum dipastikan seberapa cepat dilakukan dan kapan itu terjadi," ujarnya.
Menurut Sri Mulyani, momentum ini akan dimanfaatkan oleh pemerintah untuk memperkuat fondasi ekonomi nasional agar tidak terlalu tergantung dengan kondisi global seperti yang terjadi di AS.
"Indonesia akan tetap menguatkan fondasi sehingga kita tidak terpengaruh dengan kondisi tersebut. Kami akan komunikasikan kebijakan dengan baik, dari segi fiskal terkait defisit dan pembiayaan, serta moneter dan kesiapan sektor keuangan lainnya," ujarnya.
Sebelumnya, Federal Reserve AS atau Bank Sentral AS pada Rabu (1/11) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan meski terdapat spekulasi tentang penunjukan Ketua Fed berikutnya oleh Presiden AS Donald Trump.
Keputusan The Fed ini hadir sehari sebelum Trump berencana mengumumkan pilihan untuk pemimpin bank sentral berikutnya.
Trump baru saja menyelesaikan wawancara dengan lima kandidat untuk Ketua Fed berikutnya, termasuk Gubernur Fed saat ini Jerome Powell, ekonom Stanford University John Taylor, mantan gubernur Fed Kevin Warsh, Direktur Dewan Ekonomi Nasional Gedung Putih Gary Cohn dan Ketua Fed saat ini Janet Yellen, yang masa jabatannya berakhir Februari 2018.
Beberapa media AS melaporkan bahwa Trump kemungkinan besar akan menunjuk Powell, seorang pejabat Republik dan mantan pejabat Departemen Keuangan AS, untuk jabatan tersebut.
Jika Trump mencalonkan dia, Powell kemungkinan akan melanjutkan pendekatan Yellen secara bertahap dan berhati-hati dalam mengetatkan kebijakan moneter.