REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Presiden Donald Trump diperkirakan akan menunjuk Jerome H Powell sebagai Gubernur Bank Sentral AS, Federal Reserve (The Fed), berikutnya. Gedung putih akan mengumumkan pimpinan baru The Fed pada Kamis (2/11) mendatang.

Senat AS mengkonfirmasi, pimpinan baru The Fed akan mulai menjabat pada Februari mendatang menggantikan Janet L Yellen. Yellen berasal dari Partai Demokrat yang terkadang dipuji Trump namun di sisi lain banyak dari Partai Republik yang menghendaki ia mundur.

Powell yang berasal dari partai Republik secara luas dipandang sebagai pengambil aman yang tidak mungkin membuat perubahan atas penanganan The Fed terhadap ekonomi yang sedang merosot. Powell mendukung kebijakan Yellen untuk menaikkan suku bunga secara perlahan.

Dalam pesan singkat yang dimuat di laman Instagram dan Twitter, Trump mengatakan Powell merupakan seorang yang sangat spesifik pemikirannya untuk The Fed. "Ia akan menjadi orang yang mudah-mudahan akan melakukan pekerjaan yang fantastis," ujar Presiden Donald Trump pada Jumat (27/10).

The Fed beroperasi secara independen dan memiliki kekuatan utama untuk membantu perekonomian negara. Profesor ekonomi di University of California, Gary Richardson mengakui posisi pimpinan Federal Reserve memiliki kendali terkuat untuk memengaruhi kemakmuran dunia. "Jika pembuat keputusan tingkat suku bunga baik, miliaran orang di seluruh dunia akan baik. Sebaliknya jika ia melakukan kesalahan, ia dapat membuat ratusan juta orang di dunia kehilangan pekerjaan," ujarnya di Irvine.

Powell merupakan orang yang tepat untuk mengisis kursi nomor satu di The Fed. Ia tercatat pernah memimpin bursa saham AS Wall Street, menjabat wakil menteri keuangan AS, serta menjadi mitra perusahaan ekuitas swasta The Carcyle Group dengan kekayaan antara 20 juta-55 juta dolar AS.

Ikuti Whatsapp Channel Republika